27 Peserta UMKM Ikuti Pelatihan yang Digelar XL Axiata

Staf ahli pembangunan kesejahteraan rakyat dan sumber daya manusia Kota Malang, Alie Mulyanto, dan Regional Group Head XL Axiata East Region Dodik Arianto, serta peserta pelatihan umkm usai pembukaan pelatihan. (Rohim Alfarizi)

BACAMALANG.COM – Sebanyak 27 peserta UMKM mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh XL Axiata. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dari tanggal 6-8 November 2023 di salah satu hotel di Kota Malang. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Staf Ahli Pembangunan Kesejahteraan Rakyat dan Sumber Daya Manusia Kota Malang, Ali Mulyanto, mewakili Pj Wali Kota Malang, Senin (6/11/2023).

Menurut Ali Mulyanto, kegiatan yang diselenggarakan XL Axiata ini dalam rangka memajukan UMKM, tentunya tak bisa dilakukan hanya sehari atau dua hari. Tetapi terus berkelanjutan, pembinaan kepada para pelaku UMKM, harus juga dipakai strategi.

Pembinaan diawali dari memberikan literasi atau pengetahuan tentang pengembangan UMKM secara detail agar benar-benar berguna untuk menjalankan bisnis UMKM yang ditekuni.

“Setalah diberikan ilmunya, kita berikan permodalannya, bagaimana penerapannya. Setelah itu dilakukan pendampingan demi pendampingan. Baru kemudian dievaluasi, learn terus evaluasi,” ujar Ali Mulyanto, Staf Ahli Pembangunan Kesejahteraan Rakyat dan Sumber Daya Manusia Kota Malang, Senin (6/11/2023)

Di Kota Malang jumlah pelaku UMKM sangat banyak, tentu pemerintah tak dapat bergerak sendiri. Pemerintah harus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak.

“Kita harus berkolaborasi dengan banyak pihak, kelompok-kelompok masyarakat. Jadi pemerintahnya juga gerak melihat ke depan, tidak bisa tidak,” jelasnya.

Kelompok private sektor atau kelompok -kelompok pengusaha, juga harus diajak kolaborasi. Jika dalam kolaborasi ditemukan konsep yang bagus, tentunya hal tersebut harus diaplikasikan dan dikembangkan guna kemajuan UMKM.

“Begitu juga kalangan akademisi. Mereka harus juga menganalisa terkait potensi yang positif dan negatif, apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Termasuk juga berkolaborasi dengan media, tentang apa yang harus disosialisasikan,” imbuhnya.

Di era digitalisasi saat ini, dimana banyak platform media sosial bisa dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM untuk mengembangkan dan mempromosikan usaha dengan jangkauan yang sangat luas. Untuk itulah, pihaknya juga menekankan agar para pelaku UMKM lebih melek digital.

“Namun kelemahan yang masih ditemukan adalah terkait pencatatan, administrasi dan tidak disiplin anggaran. Misalnya anggaran untuk beli kopi malah beli lipstik. Nah kelemahan terkait pencatatan dan kedisiplinan anggaran ini juga harus diperbaiki,” beber Ali.

Terkait kolaborasi dengan XL, lanjutnya, Pemkot Malang mengapresiasi program yang dimiliki. Program yang ada dinilai sangat bagus. Yakni, bagaimana mereka melakukan pembinaan litarasi hingga akses permodalan dan pendampingan.

“Pelatihan ini tidak selesai disini, harus terus berkesinambungan,” lanjutnya.

Sementara Regional Group Head XL Axiata East Region Dodik Ariyanto menjelaskan, lewat program Sisternet, XL Axiata mendorong kemajuan sektor UMKM di Kota Malang,

“Selama ini, UMKM digerakkan kaum hawa atau lebih banyak kaum ibu-ibu. Kaum ibu-ibu ini menjadi fokus karena kaum ini lebih dominan menggerakkan UMKM dibandingkan dengan kaum laki-laki yang lebih banyak sebagai kaum pekerja,” terangnya.

Dirinya juga menilai, secara ekonomi para ibu dinilai punya daya tahan yang lebih baik. Hal ini terlihat dari kasus-kasus yang berpengaruh pada sektor ekonomi, seperti krisis pada 98 maupun pandemi Covid 19 yang beberapa tahun melanda dunia.

“Seperti saat krisis 98, ibu saya benar-benar survive agar kita tidak kolaps secara ekonomi, kemudian saat pandemi, banyak ibu-ibu melahirkan UMKM – UMKM baru,” jelas Regional Group Head XL Axiata East Region, Dodik Ariyanto.

Selain itu, secara ekonomi, kaum ibu-ibu lebih memiliki sensitivitas terhadap hal yang berbau ekonomi. Maka dari itulah, program ini lebih fokus terhadap kaum ibu-ibu. Kaum ibu-ibu jika diajarkan sebuah juga lebih vokal atau kritis.

“Mereka tidak hanya sekedar menjawab ‘iya’. Nah kritis ini yang kita butuhkan untuk sharing satu sama lain, networking ini yang kita butuhkan,” paparnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa kaum Ibu-ibu ini juga memiliki sisi yang berbeda dengan kaum bapak-bapak. Keinginan maju pun menurutnya juga lebih kuat kaum ibu-ibu dibandingkan kaum bapak-bapak.

“Yang ketiga, kalau bicara kolaborasi, kaum ibu-ibu ini lebih mudah berkolaborasi, makanya kita bicara Sisternet ini bukan sekali sentuh selesai, ini terus berlanjutan. Dan kita harapkan UMKM Kota Malang ada sisterhood dengan UMKM dari daerah lainnya, mereka saling sharing dan mengembangkan satu sama lain,” terangnya.

Bahkan lebih dari itu, rencana pengembangan Sisternet juga akan merambah pada wacana ekspor barang sektor UMKM. Tetapi hal ini tentu tidak dapat terwujud hanya satu kali seminar saja, melainkan terus berkelanjutan dan terus bersinergi dengan berbagai pihak yang mendukung kemajuan sektor UMKM.

“Nah kita masuknya jangka panjang, menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Sementara itu, pelatihan yang dilakukan, mendapatkan respon tinggi dari para pelaku UMKM di Kota Malang. Sebelumnya ada lebih dari 200 UMKM yang mendaftar. Namun, dari jumlah tersebut, yang lolos 27 UMKM yang mengikuti pelatihan dan mendapatkan bantuan modal.

Seleksi peserta UMKM dilakukan secara ketat berdasarkan kriteria-kriteria, mulai dari skoring, keseriusan, hingga rekomendasi dari komunitas agar peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan peserta yang benar-benar ingin maju.

“Ada dari sektor UMKM yang bergerak di kuliner, craft dan lainnya. Nantinya modal akan kita berikan di akhir, masing-masing mendapat bantuan Rp.5 juta. Belajar dari sebelumnya jika modal kita beri diawal, justru modal banyak yang habis lebih dulu dan tidak sesuai sasaran,” pungkasnya.

Pelatihan yang digelar selama tiga hari ini, menghadirkan 4 narasumber profesional yakni Shanti Maya, S.Psi. Tyas Windarti, Nadhifa Putri Della, dan Akbar Muhibbar.

Pewarta : Rohim Alfarizi

Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki