Capai Pialang Teraktif Nomor 1, BPF Malang Beberkan Tips Agar Terhindar Investasi Bodong

BACAMALANG.COM – Dunia investasi semakin digemari dari segala generasi. Salah satunya berinvestasi di perdagangan berjangka komoditi (PBK) yang bisa menjadi pilihan tepat. Instrumen investasi ini memberikan peluang profit tinggi, meski terdapat risiko yang harus diperhatikan dan dipahami.

Pimpinan Cabang PT Bestprofit Futures (BPF) Malang, Andri mengatakan, perdagangan berjangka komoditi sangat berpotensi profit yang tinggi bagi investor.
“Namun sebelum berselancar di instrumen investasi ini, para investor sebaiknya harus teredukasi secara benar, oleh karena itu BPF Malang sebagai pialang legal dalam pengawasan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) hadir untuk mengedukasi investor agar dapat bertransaksi secara nyaman dan tidak terjebak di investasi bodong,” kata Andri dalam acara buka puasa bersama awak media di The Arbanat Kitchen, Café & Lounge, Kamis (7/4/2022).

Andri menjelaskan beberapa tips agar calon nasabah terhindar dari investasi bodong. “Pertama, pilihlah perusahaan yang legalitas terjamin, dalam hal ini terdaftar di Bappebti sesuai dengan UU Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011, kedua secara de facto, label perusahaannnya adalah futures atau berjangka,” paparnya.

Selain itu, perusahaan tersebut mempunyai wakil pialang berjangka dan konsultan profesional untuk mengedukasi nasabah bagaimana transparansi dalam suatu trading. Komponen-komponen inilah yang telah dimiliki BPF Malang yang terus dibangun sejak pertama kali berdiri pada tahun 2009 silam, sehingga saat ini BPF menduduki posisi teratas sebagai pialang teraktif, yang mengalahkan 270 pialang anggota Kliring Berjangka Indonesia (KBI) lainnya.

BPF menduduki posisi teratas sebagai pialang teraktif, yang mengalahkan 270 pialang anggota Kliring Berjangka Indonesia (KBI) lainnya. (ned)

Ia mengaku capaian BPF menjadi hadiah atas kerja keras para marketing dan semua tim perusahaan. Andri juga memaparkan capaian BPF Malang. Laporan tiga bulan tahun ini, perusahaan mampu mengumpulkan total volume transaksi 29,113 lot atau mengalami kenaikan 39.90% dari tahun lalu.

Pertumbuhan signifikan juga terlihat dari sisi jumlah nasabah yang menggapai 114 nasabah baru, naik 48,05% dari tahun lalu.
“Sedangkan rahasia di balik kesuksesan BPF Malang menurut saya adalah memiliki marketing kompeten dan berkualitas lewat pelatihan intensif,” bebernya.

Ia mengaku, marketing menjadi garis terdepan dalam segala raihan perusahaan, karena marketing yang baik bukan hanya dinilai dari sisi pengetahun produk, melainkan cara pelayanan terbaik pula.
“Dengan demikian, para nasabah ataupun calon nasabah akan merasa nyaman dan aman bertransaksi bersama BPF Malang,” terang Andri.

Sementara mencetak pertumbuhan kinerja yang signifikan juga bukan hal mudah, karena perlu kolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan media sebagai stakeholder yang turut mengedukasi masyarakat seputar perdagangan berjangka komoditi.

Menurut UU Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011, Perdagangan Berjangka Komoditi yang selanjutnya disebut Perdagangan Berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli Komoditi dengan penarikan Margin dan dengan penyelesaian kemudian berdasarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.

BPF Malang yang juga menjadi anggota Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) memperjualbelikan produk bilateral maupun multilateral. Multilateral adalah suatu mekanisme transaksi (jual/beli) antara banyak pihak dengan banyak pihak dengan sistem tawar-menawar secara terbuka di bursa. Sedangkan bilateral adalah transaksi yang hanya dilakukan oleh satu pihak dengan satu pihak yang biasanya terjadi di luar bursa atau dikenal dengan over-the-counter (OTC).

Adapun produk dalam transaksi di BPF Malang adalah Olein, Hang Seng, Forex, dan lain-lain. “Di antara berbagai produk investasi, Loco London Gold (Emas Berjangka) masih menjadi primadona bagi para investor, khususnya dengan adanya invasi Rusia terhadap Ukrania sebagai salah satu faktor fundamental yang harus diperhitungkan,” tandas Andri. (ned)