Cetak SDM Berkualitas, Kemenko PMK Siap Revitalisasi Pendidikan Vokasi

Deputi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Modernisasi Beragama Kemenko PMK, Prof. Warsito, S.Si., DEA, Ph.D didampingi Dekan Fakultas Vokasi UB, Mukhammad Kholid Mawardi, S.Sos., M.A.B., Ph.D. usai memberikan materi seminar nasional (Rohim Alfarizi)

BACAMALANG.COM – Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya (UB) Malang menggelar seminar nasional. Kegiatan ini berlangsung di gedung Widyaloka dengan menghadirkan 2 narasumber, Selasa (27/6/2023). Acara ini digelar dalam rangka dies natalis ke-14 Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Hadir dalam seminar ini Deputi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Modernisasi Beragama Kemenko PMK, Prof. Warsito, S.Si., DEA, Ph.D dan Dosen Program Studi D-IV Manajemen Perhotelan, Dr. A. Faidlal Rahman, SE.Par., M. Sc.

Prof. Warsito menjelaskan pihaknya memastikan segera merevitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia. Revitalisasi ini dilakukan berdasarkan Perpres No 68 Tahun 2022 tentang revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi.

“Perpres ini berisi tentang revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi. Yang mana ini terintegrasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi,” ujarnya, Selasa (27/6/2023).

Sehingga saat ini, lanjut Warsito, pemerintah berkomitmen kuat dan akan terus ditingkatkan bagaimana merevitalisasi pendidikan dan vokasi.

“Pertama Ini harus terimplementasi baik sifatnya pusat maupun daerah. Kemudian kedua, ketika bicara vokasi saat ini tidak berhenti pada pendidikan saja, tapi menyatu juga dengan pelatihan vokasi,” lanjutnya.

Warsito menyatakan pihaknya optimis UB mampu memposisikan perannya dalam hal revitalisasi pendidikan serta juga pelatihan vokasi.

“Oleh karena itu saya sangat berharap Fakultas Vokasi UB ini bisa memposisikan perannya yang sangat utama di dalam program nasional dalam hal ini revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi. Dan kami yakin Vokasi UB bisa untuk itu,” bebernya.

Terkait pendidikan vokasi di Indonesia, Warsito mengatakan kondisinya saat ini sangat kurang dan perlu perbaikan.

“Di Indonesia saat ini kondisinya masih kurang tentunya, kenapa? Karena memang kompetensi masih harus diperbaiki supaya benar-benar link and match dengan industri. Kedua, ketika berbicara vokasi di sana harus ada kewirausahaan,” urainya.

Oleh sebab itu, ia menjelaskan saat ini pemerintah akan merevitalisasi pendidikan vokasi untuk mengatasi kesenjangan dunia industri.

“Maka dalam hal ini Indonesia untuk mengatasi kesenjangan antara industri dunia usaha dan kerja, maka direvitalisasi ulang. Maka sekarang seluruh mahasiswa di bidang vokasi ini idealnya sudah melekat dengan industri sesuai dengan bidangnya,” bebernya.

Lebih lanjut, ia menerangkan ada tiga poin dalam mewujudkan revitalisasi pendidikan vokasi.

Yang pertama adalah terkait penyatuan sistem informasi pasar kerja. Bagaimana sistem itu dibuat beradu dan dinamis sehingga bisa memantau lulusan Vokasi berikut lowongan kerjanya.

“Kedua, pendidikan vokasi harus benar benar melekat dengan industri. Dan ketiga, pelatihan vokasi juga harus lebih dekat dengan kebutuhan industri dan juga mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya dekat,” paparnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Vokasi UB,
Mukhammad Kholid Mawardi, S.Sos., M.A.B., Ph.D., menjelaskan Fakultas Vokasi UB merupakan fakultas yang bertugas menterjemahkan Perpres 68 Tahun 2022.

“Pertama, meningkatkan kualitas Vokasi UB, mereka setelah lulus bisa langsung diserap oleh tenaga industri baik dalam negeri maupun luar Negeri. Kedua, kita menghadapi bonus demografi, maka kewirausahaan juga penting disampaikan ke mahasiswa agar mereka bisa memulai dengan enterpreuner,” terangnya.

Lebih lanjut Kholid mengatakan, mahasiswa Vokasi UB tidak hanya magang di industri besar saja, melainkan di sektor UMKM juga.

“Di Vokasi UB juga bisa tidak hanya magang di industri besar, tetapi sektor UMKM yang merupakan pelaku utama ekonomi di Indonesia. Ini juga perlu pendampingan dari teman teman UMKM,” terangnya

Jadi dengan mendampingi UMKM itu berkembang, masing-masing mahasiswa nanti tidak hanya paham dengan industri dimana UMKM itu berada tapi mahasiswa juga memiliki kemampuan untuk belajar kewirausahaan.

“Bagaimana pelaku UMKM bisa survive dan mengembangkan usahanya. Itu nanti segera kita follow up di Fakultas Vokasi agar bisa mendesain program Pak Menko. Selain menghasilkan usaha UMKM, juga meningkatkan daya saing,” pungkasnya.

Kegiatan seminar ini diikuti para mahasiswa Fakultas Vokasi UB dengan harapan agar nantinya para mahasiswa mampu membuka usaha mandiri dan menjadi wirausahawan.

Pewarta : Rohim Alfarizi
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki