Covid Melonjak di Eropa, dr Umar Minta Waspadai Subvarian Omicron Baru EU.1.1

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Malang, dr Umar Usman MM. (ist)

BACAMALANG.COM – Di tengah resminya penetapan status endemi Covid 19 di Indonesia, di Eropa, Covid 19 melonjak seiring munculnya Subvarian Omicron Baru EU.1.1. Berdasarkan data, subvarian ini memicu kenaikan kasus signifikan di beberapa negara Eropa, termasuk Amerika Serikat.

“Alhamdulillah berdasarkan pemantauan, sampai saat ini tidak ditemukan sub varian tersebut di Indonesia,” tegas Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Malang dr Umar Usman MM, kepada BacaMalang.com, Senin (3/7/2023).

Apabila nantinya subvarian tersebut ditemukan, kemungkinan tak lagi menerapkan status kedaruratan nasional, lantaran warga Indonesia sudah memiliki sistem DNA kekebalan yang cukup.

Masyarakat sudah memiliki sistem DNA kekebalan yang cukup, sehingga kalau ada varian baru sudah bisa diantisipasi.

EU.1.1 yang merupakan bagian dari keluarga Omicron XBB.1.5 ini, menyumbang 1,7 persen dari kasus AS secara nasional, juga 8,7 persen kasus di beberapa wilayah (Colorado, Montana, Dakota Utara, Dakota Selatan, Utah, dan Wyoming).

“Booster menjadi penting terutama pada kelompok rawan yang khususnya setelah sudah enam bulan lalu mendapatkan vaksinnya,” terang pria alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini.

Pria mantan Wakil Ketua Satgas Covid-19 Malang Raya ini menjelaskan, beberapa gejala yang umum terjadi meliputi: hidung berair, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, demam, merasa tidak enak badan, dan hilangnya kemampuan indera perasa dan penciuman.

Kasus COVID-19 di Indonesia membaik, per 23 Mei 2023, ada penurunan jumlah kasus aktif 896 orang, menjadi 13.761 orang dari hari sebelumnya, dan angka kesembuhan meningkat serta menurut data terakhir, yang sudah dinyatakan sembuh 6.628.042 orang.

Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala infeksi antara lain: meminum obat pereda nyeri tanpa resep, untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk, menggunakan pelembab ruangan atau mandi air hangat, untuk membantu meredakan sakit tenggorokan dan batuk.

Lelaki yang juga Wakil Ketua PC NU Kabupaten Malang ini mengungkapkan, selanjutnya memperbanyak istirahat, memperbanyak asupan cairan tubuh. Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia layanan kesehatan terdekat.

Dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Namun jika tidak bisa dirujuk karena beberapa alasan, dokter akan melakukan isolasi mandiri dan selama menjalani isolasi mandiri, ada beberapa obat dan vitamin yang harus disediakan.

Selain itu, beberapa cara mengurangi risiko penularan yakni : sering mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih, jangan menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau belum dicuci, hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit, dan hindari menyentuh hewan atau unggas liar

Berikutnya, membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan, tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu, buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih, dan jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.

“Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala penyakit saluran napas serta konsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” tukas pria berjuluk Dokter Rakyat ini.

Seseorang harus ke dokter, jika gejala-gejala infeksi COVID-19 tak kunjung membaik dalam hitungan hari atau semakin memburuk, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

“Diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat, bisa meningkatkan peluang kesembuhan infeksi,” pungkasnya.

Pewarta : Hadi Triswanto
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki