
BACAMALANG.COM – Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selalu ditunggu bukan hanya oleh mahasiswa baru UMM, tapi juga masyarakat dan mahasiswa kampus lain. Banyaknya kejutan dan kretivitas berbeda tiap tahunnya menjadi salah satu daya tariknya.
Inovasi baru kembali ditampilkan dalam pembukaan Pesmaba UMM 2023 ini. Jika tahun lalu menyuguhkan jasmob dan flashmob secara statis, maka kali ini 6.000 mahasiswa UMM memberikan sentuhan unik, yakni jas merah mob yang dinamis. Jadi, gerakan yang ada memungkinkan formasi dapat bergerak dengan motion.
Jas Merah Mob ini juga unik dan berbeda karena tidak menggunakan kertas atau paper. Para maba hanya menggunakan warna pada topi serta almamater yang dikenakan, sebagai cara UMM mendukung gerakan lingkungan green and clean.
Rektor UMM Prof. Dr. Fauzan, M.Pd mengatakan, pesan-pesan yang diberikan beragam dan bermakna dalam, utamanya terkait Sustainable Development Goals (SDGs). Bahkan menampilan semua 17 logo SDGs yang menjadi target dunia.
“HaI ini mengukuhkan UMM sebagai kampus yang mendukung penuh upaya mencapai target-target tersebut,” ungkapnya, Senin (11/9/2023).
Konsep ini, imbuh Fauzan, juga mempertegas kepada masyarakat bahwa UMM terus berupaya merealisasikan SDGs untuk kemajuan bangsa. Apalagi selama ini Kampus Putih juga turut serta aktif dalam berbagai poin penting SDGs, seperti bidang pangan, energi, air, dan bidang lainnya.
“Pesmaba merupakan suatu yang penting sebagai pondasi awal mahasiswa. Bagaimana mereka bisa meraih potensi dan mendalami passion masing-masing, sehingga pada akhirnya juga akan memberikan kontribusi dan solusi bagi masyarakat luas,” paparnya.
Sementara koordinator JasMerahMob, Jamroji, S.Sos, M.Comms menjelaskan, belasan formasi dari 32 formasi yang sukses diperagakan oleh lebih dari 6.000 mahasiswa baru UMM tersebut menampiilkan formasi yang membentuk tulisan generasi tangguh, logo Asean, logo SDGs, Center for Future Work, UMM Pasti, No Poverty, dan berbagai bentuk lainnya.
“Jumlah formasi yang banyak memang memberikan tantangan dan kesulitan tersendiri bagi tim kami, sehingga harus dibuat kode-kode khusus di lapangan yang mana memungkinkan gerakan dinamis,” terangnya.
Dipaparkan Jamroji, saat ditayangkan, gambar bisa bergerak dan tidak patah-patah.
“Alhamdulillah, mahasiswa baru, tim, dan volunter bisa bersama-sama kompak dalam menjalankan tiap gambar yang ada,” pungkas dosen Ilmu Komunikasi tersebut.
Pewarta : Nedi Putra AW
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki