Jelang Idul Adha, dr Umar Paparkan Lima Tips Seputar Kurban untuk Konsumsi Aman Masyarakat

Sekretaris Dinkes Kota Malang, dr Umar Usman MM. (ist)

BACAMALANG.COM – Menjelang Idul Adha yang kemungkinan jatuh pada hari Rabu (28/6/2023), banyak hal yang perlu diketahui untuk penanganan hewan ternak (daging) dan pengelolaannya pasca dijadikan kurban sampai aman dikonsumsi masyarakat.

Hal ini karena beberapa hal perlu disosialisasikan, agar tidak menimbulkan keresahan karena keterbatasan pemahaman pengetahuan terkait keamanan hewan kurban.

Salah satu tips pertama yang penting diketahui semisal tips selayaknya penyaluran daging kurban dilakukan, sebelum lima jam setelah pemotongan, karena jika melebihi lima jam, rentan kuman penyakit berbahaya untuk manusia.

“Karena setelah lima jam, daging di suhu kamar atau di ruangan yang tanpa pendingin, kalau ada satu kuman saja, itu setelah lima jam jumlahnya bisa satu juta,” tegas Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Malang dr Umar Usman MM, kepada BacaMalang.com, Selasa (20/6/2023).

Tips kedua, perlunya mewaspadai sejumlah penyakit pada hewan kurban menjelang Idul Adha yakni antraks, penyakit mulut dan kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD).

“Tiga penyakit yang perlu diwaspadai adalah Antraks, PMK, dan LSD. Namun tenang saja, PMK dan LSD bukan merupakan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya,” urai pria yang juga Wakil Ketua Satgas Covid-19 Malang Raya ini.

Dikatakannya, virus PMK tidak menular ke manusia atau bukan termasuk zoonosis. Jadi warga tidak perlu takut, hanya bagi peternak perlu meningkatkan kewaspadaan. Untuk hal ini perlu sinergi dan pengawasan ketat Dinas Peternakan Kabupaten Malang

Tips ketiga, sebaiknya atau hindarkan penggunaan tas kresek hitam seperti yang telah dilakukan DKI, untuk wadah daging kurban, karena faktor food grade, yaitu banyak plastik yang beredar, bukan food grade.

“Artinya kalau dia kontak dengan makanan maka komponen dari plastik itu pun, yang digunakan untuk membuat plastik akan terlucuti dan masuk ke dalam makanan,” tutur pria lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini.

Kantong plastik kresek berwarna terutama hitam, kebanyakan merupakan produk daur ulang yang penggunaan sebelumnya seringkali tidak diketahui, karena bisa jadi dari wadah pestisida, limbah, logam berat, dan sebagainya.

Selain itu komponen atau bahan yang digunakan untuk membuat kresek hitam adalah polivinil klorida, yang secara internasional telah dianggap sebagai salah satu zat berbahaya bagi kesehatan. Karenanya kresek berbahan ini tidak boleh digunakan langsung pada makanan jenis apapun.

“Itu nanti menjadi kontaminan. Kalau tidak food grade maka jumlah kontaminasinya akan membahayakan kesehatan,” tukas lelaki yang juga Wakil Ketua PC NU Kabupaten Malang ini.

Tips keempat ,adalah terkait pengelolaan yang pada intinya harus diupayakan tidak meningkatkan karsinogenik yang memicu berbagai penyakit pada daging kurban.

Tips kelima, waspada terhadap penyakit yang dipicu konsumsi daging kurban terlalu berlebihan, meliputi : hipertensi, jantung, diabetes, stroke dan kanker.

Dipaparkannya, darah tinggi (hipertensi) merupakan kondisi tidak seimbangnya air dan mineral dalam tubuh manusia.

Karenanya Ia menyarankan agar mengimbangi dengan mengkonsumsi air putih, dan air kelapa, karena baik untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

Ia menyarankan mengkonsumsi air kelapa minimal 1 kali dalam sehari dan rutin mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti rumput laut, lidah buaya, atau beberapa jenis sayuran lainnya.

Pria berjuluk Dokter Rakyat ini mengungkapkan, selain itu, memakan daging secara berlebihan, dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan diabetes.

“Sebaiknya kita semua memperhatikan mulai dari treatment pembagian daging bagi panitia kurban, hindarkan memakai kresek hitam dan secepatnya disalurkan. Selain itu agar bagi masyarakat penerima, hendaknya mengkonsumsi secukupnya,” pungkasnya.

Pewarta : Hadi Triswanto
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki