
BACAMALANG.COM – Pada dasarnya manusia menyukai keindahan, salah satunya melalui gambar atau lukisan. Seni mural, atau lukisan di tembok/dinding merupakan salah satu bagian ekonomi kreatif pada subsektor seni rupa. Mural adalah adalah paduan seni ekspresif dan seni sosial karena bisa dilihat oleh semua orang.
Berangkat dari hal tersebut, Whiz Prime Hotel Basuki Rahmat Malang menggelar lomba mural bertempat di lahan parkir utara hotel, bertepatan dengan hari jadi ke 6 tahun hotel ini, Sabtu (11/11/2023).
“Tema yang diusung adalah Indonesian Heritage, karena kami ingin menampilkan sesuatu yang indah dan menarik tentang budaya Nusantara, apalagi lokasinya di kawasan Kayutangan Heritage,” ungkap General Manager Whiz Prime Hotel Basuki Rahmat Azis Sismono di sela kegiatan.
Azis menambahkan, pihaknya selalu berupaya menggelar kegiatan yang melibatkan masyarakat. Mural Art Competition ini sebenarnya mengulang kegiatan yang sama yang diselenggarakan pada tahun 2018 lalu.
Meski demikian, Azis mengaku sangat mengapresiasi antusiasme peserta yang sangat luar biasa.

“Belum terlalu lama pendaftaran dibuka, kuota 54 dinding sudah terpenuhi, dengan peserta terdiri dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum, bahkan penyandang disabilitas yang datang dari Malang, beberapa kota di Jawa Timur hingga Semarang dan Jakarta,” ujarnya.
Pria ramah senyum ini berharap, kegiatan CSR ini dapat mewadahi ekspresi para seniman atau pecinta mural di Malang dan sekitarnya, bahkan di Indonesia pada umumnya.
Teriknya sinar matahari menjelang siang tidak membuat kendur semangat para seniman yang mengikuti acara ini. Seperti diungkapkan Ocha, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya yang dengan tekun menggambar sketsa pada salah satu dinding sebelum memulai mengecat lukisannya.
“Saya senang bisa ikut berpartisipasi di sini bersama dua rekan saya, Adit dan Opi,” ujar gadis tuli ini.
Sementara Harun Al Rasyid tetap semangat melukis beberapa ikon heritage, mulai sosok Ken Dedes hingga kawasan Kayutangan.
“Saya merepresentasikan heritage sebagai warisan budaya, sehingga ikon-ikon tertentu yang sangat berbau heritage sengaja saya hadirkan dalam lukisan saya,” ungkap pelukis berusia 65 tahun yang khusus datang dari Jakarta ini.
Bagi juri, lomba mural ini menjadi tantangan yang menarik. Salah satu juri, Agoes Basoeki mengatakan, penilaiannya meliputi beberapa aspek, mulai estetika dan kesesuaian tema, teknik kreativitas, komposisi, kebersihan area lukis, hingga pesan yang tersirat.
“Agar peluang menjadi juara semakin besar selain aspek di atas juga disertai dengan beberapa catatan, seperti warna yang kuat, semakiin bersih semakin rapi hingga pemilihan font yang dapat terbaca dengan jelas,” tandas Ketua PHRI Kota Malang ini.
Mural Art Competition ini merupakan puncak dari rangkaian peringatan HUT ke-6 tahun Whiz Prime Hotel Basuki Rahmat Malang. Beberapa hari sebelumnya, kegiatan dimulai dengan aksi menanam 66 pohon di TPA Supit Urang dan diakhiri dengan syukuran bersama anak yatim.
Pewarta : Nedi Putra AW
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki