Kisah Unik Pengedar Narkoba Merasa Berdosa, Insyaf dan Putuskan Hijrah ke NII

BACAMALANG.COM – Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan kaget mendapat laporan dari masyarakat (Paijo) yang sedang bimbang antara terus berjuang di NII atau berhenti dengan resiko menjadi murtad dan diancam halal dibunuh.

“Kisah ini berawal ketika Paijo (Nama Samaran) dulu adalah seorang pemakai dan pengedar narkoba, tapi setelah bertemu dengan Ahmad (Nama Samaran) dan mendapatkan wejangan tentang hidup akhirnya Paijo menyatakan berhenti dari pemakai dan pengedar narkoba,” terang Pendiri NII Crisis Centre Ken Setiawan.

Menurut Ahmad dalam menasehati Paijo, Narkoba disamping merusak badan dan merusak keuangan juga merusak masa depan, hidup penuh ketakutan karena khawatir ditangkap aparat sebab hukuman sangat berat.

Akhirnya Paijo luluh hatinya dan meninggalkan dunia yang kelam itu, lalu belajar pengajian agama dengan Ahmad.

Sambil mengaji, Paijo merasa mendapatkan pencerahan, sebab sebelumnya tidak pernah belajar agama lebih dalam, hanya secara umum di sekolah saja.

Menurut Ahmad, saat ini Paijo baru terbebas dari bahaya narkoba yang sifatnya dunia, belum menuju ke arah kehidupan akhirat yang abadi, bahkan seumur hidup ibadahpun belum ada jaminan masuk surga sebelum hijrah.

Kalau mau selamat dunia dan akhirat, suci kembali dan bahkan bisa menyelamatkan kedua orang tua dari adzab neraka maka Paijo harus bergabung hijrah ke pengajian Ahmad.

Paijo pun tertarik dan akhirnya hijrah ke NII dan berganti nama kedua Nur Fatah yang artinya cahaya kemenangan.

Setelah hijrah, Paijo mendapatkan tanggung jawab untuk mengajak teman-teman dan berinfak 2,5 persen dari penghasilan yang awalnya sangat yakin dan ditunaikan terus setiap bulan.

Pengajian seminggu kadang tiga kali dalam seminggu dan kadang dua kali tapi karena suasana Corona jadi sekarang dikurangi, kadang seminggu sekali dan kadang dua minggu sekali, lebih banyak komunikasi lewat telepon.

MENEMUKAN HAL YANG GANJIL

Setelah sekian lama, Paijo mendapati beberapa hal aneh, misalnya sholat belum diwajibkan karena dianggap NKRI belum tegak hukum Islam, sholat diartikan cari orang dan cari dana untuk menegakan negara Islam.

Juga ketika Paijo bertanya kepada Ahmad tentang siapa pemimpin atau presiden mereka, karena kan sebuah negara, bukan dijawab tapi malah dimarahi dan tidak boleh bertanya itu, Ahmad justru malah bertanya kalau Paijo sholat Dhuhur di perjalanan tapi imam sudah sholat dua rokaat, apa yang Paijo lakukan, tanya imam atau menjadi makmum masbuk, lalu dijawab oleh Paijo ya menjadi makmum masbuk.

Ahmad lalu menjelaskan bahwa sama halnya pertanyaan Paijo tentang siapa presiden NII, jadilah makmum yang baik seperti sholat masbuk, nanti kalau sholatnya selesai maka akan tahu siapa imamnya, kalau negara Islam sudah menang atas NKRI maka kelak juga akan tahu siapa presidennya. Jadi sekarang, jadilah jamaah yang baik, jangan sering bertanya lagi. Begitu kata Ahmad.

Dalam kondisi galau, akhirnya Paijo mencari infornasi di internet, lalu ketemu nomer hotline NII Crisis Center di whatsapp 0898-5151-228.

Paijo bertanya tentang apa yang telah dialaminya, lalu bertemu dengan Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan.

Setelah mendapatkan informasi yang cukup, akhirnya Paijo sepakat untuk berhenti dari kelompok pengajian NII dan bergabung ke NII Crisis Center.

Rencana ke depan Paijo ingin berjuang bersama sama NII Crisis Center untuk memerangi bahaya radikalisme, namun saat ini belum berani karena masih takut mentalnya belum kuat karena masih belum siap.

Untuk masyarakat yang punya pengalaman pernah gabung di NII bisa membagikan kisahnya atau juga bisa bergabung ke forum para mantan di NII Crisis Center dan menghubungi nomer hotline di 0898-5151-228,” pungkas Ken Setiawan. (*/had)