Lewat Bantuan Modal Perum Jasa Tirta I, Ekonomi Warga Desa Selo Parang Meningkat

Direktur Operasional PJT I Milfan Rantawi, saat berkunjung ke salah satu UMKM Binaan PJT I di Desa Selo Parang Ngantang. (Rohim Alfarizi)

BACAMALANG.COM – Berangkat dari keterpurukan karena pandemi Covid-19, Siswanto (50), warga Dusun Gagar, Desa Selo Parang, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang kembali bangkit dengan memberdayakan pertanian yang ada, yakni pertanian kopi

Lahan kopi yang dikelola seluas 2 hektar, adalah lahan milik Perhutani. Dirinya menyewa ke Perhutani Rp 450 ribu per hektarnya dan dari sinilah dirinya mulai usaha kopi.

Bisa bangkit setelah menerima bantuan pinjaman lunak dari Perusahaan Umum Jasa Tirta I (PJT I), awalnya Siswanto hanya memiliki uang Rp. 2 juta.

Dengan modal 2 juta tentunya sangat lambat untuk berkembang. Kemudian tahun 2021 ada penawaran kerjasama dengan Perum Jasa Tirta I (PJT I).

“Sejak tahun 2019 saya mulai mencoba usaha kopi, waktu itu masih pandemi Covid-19, modal saya hanya dua juta rupiah, saya belikan alat dan toples,” ujar Siswanto, saat ada kunjungan PJT ke Desa Selo Parang, Sabtu (10/6/2023).

Sejak ada kerjasama dengan pihak Jasa Tirta, usahanya mulai berkembang, hingga saat ini.

“Tahun 2021 ada tawaran kerjasama dari PJT I, dan saya mau. Tawaran itu berupa  bantuan modal sebesar Rp. 7 juta rupiah melalui Bank BRI, dan uangnya saya belikan alat untuk roasting,” terangnya.

Masih kata Siswanto, dari alat roasting kopi itulah bisa mendapatkan keuntungan dobel.

“Setelah memiliki alat roasting, keuntungan saya jadi dobel, selain keuntungan dari hasil  jualan kopi, juga keuntungan dari hasil sangria kopi, banyak tetangga yang memanfaatkan jasa untuk sangrai kopi,” bebernya.

Tamanan kopi yang dikelola ada tiga jenis, yakni robusta, eseksa dan arabica. Sejak ada bantuan dari PJT I, target penjualan dan pendapatan meningkat drastis.

“Perkembangannya bisa mengejar target,
sebelumnya perbulan hanya 5 kilo sekarang naik 10 kilo, untuk melayani pesanan ke Bali, Probolinggo, dan Sidoarjo. Jenis kopi yang paling dimintai adalah kopi robusta. Untuk pendapatan perbulan bisa mencapai Rp 12 juta, itu untuk sangrainya saja, sedang untuk jualan kopi per bulan bisa mencapai 50 kilo, ” bebernya.

Sementara harga kopinya per kilo untuk robusta Rp.120 ribu dan Rp.240 ribu, sedang kopi arabica Rp. 250 ribu. Sedangkan hasil panen kopi per tahun mencapai 12 ton dalam bentuk basah.

Dirinya mengaku senang dengan kondisi ekonominya sekarang.

“Perasaan senang dengan adanya bantuan, dari PJT I, harapannya ada permintaan lebih banyak, dirinya ingin meningkatkan kualitas hasil produksinya,”urainya.

Sementara, Wakil Direktur Operasional  PJT I
Milfan Rantawi menjelaskan, peran dari Perum Jasa Tirta ini untuk meningkatkan usaha warga dari mikro ke kecil dari kecil menjadi menengah.

“Tugas kita menaikkan kelas, dari mikro ke kecil dari kecil ke menengah. UMKM kita lebih 60 persen dari produk nasional bruto (pdb) kita harus membesarkan dengan cara menaikkan kelasnya, mikro ke kecil, kecil ke menengah,” ujar Milfan saat berkunjung ke UMKM Desa Selo Parang, Sabtu (10/6/2023).

Lebih lanjut Milfan menjelaskan, di Seloparang pihaknya membantu proses produksi, sangrianya dibantu sehingga produksinya modern. Ada 4 point untuk mendorong UMKM.

“1. Modernisasi, kita tahu untuk packagingnya sudah  modern dan punya merk sendiri. 2. Kita dorong untuk go digital. Semua pekerjaan yang dilakukan harus sesuai dengan SOP agar tidak tergantung kepada satu orang saja, dengan SOP siapapun bisa mengerjakan. 3. Online, kita dorong pemasarannya melalui online, yang semula dari mulut ke mulut, kita berikan kesempatan ekspo dan sebagainya. Dan 4. Globlaisasi dan ini berat, karena prodaknya harus unggul, bagaimana kita membantu mereka menjadi global,” pungkas Milfan.

Pewarta : Rohim Alfarizi
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki