Oleh : Venus Kusumawardana SE MM
Alfamart dan Indomaret adalah dua rantai ritel besar di Indonesia yang beroperasi di sektor minimarket yang bersaing sehat di Indonesia. Kedua perusahaan ini memiliki strategi ekspansi yang agresif dan berkompetisi untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar. Kedua perusahaan menawarkan produk dan layanan serupa dan terkenal di negara ini.
Salah satu alasan mengapa Kita sering melihat Alfamart dan Indomaret berdekatan adalah karena kedua perusahaan ini mengadopsi strategi penempatan gerai yang mirip. Mereka cenderung membuka gerai di lokasi yang strategis, seperti di dekat perumahan, perkantoran, atau jalan-jalan utama. Dengan demikian, mereka berusaha untuk memberikan kemudahan akses dan kenyamanan kepada konsumen.
Kedua perusahaan ini juga terus berinovasi dalam menghadirkan produk dan layanan yang lebih baik bagi pelanggan. Mereka berusaha untuk terus menjaga kepuasan pelanggan dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar yang terus berkembang.
Seperti yang Kita ketahui, baik Alfamart maupun Indomaret merupakan bisnis yang semakin moncer. Ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap belanja di minimarket terus meningkat. Kedua perusahaan ini terus memperluas jaringan gerainya dan berusaha untuk tetap menjadi pilihan utama pelanggan.
Perlu kita mengetahui secara umum perbandingan singkat antara Indomart dan Alfamart dapat kita lihat dari beberapa hal :
Dari sisi kepemilikan
Indomart dimiliki oleh PT Indomarco Prismatama, yang merupakan anak perusahaan Salim Group. Alfamart, di sisi lain, dimiliki oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
Jaringan Toko
Indomart dan Alfamart memiliki jaringan toko yang luas di seluruh Indonesia. Mereka bertujuan untuk memiliki toko di berbagai lingkungan, membuatnya mudah diakses oleh pelanggan. Indomart memiliki jumlah toko yang lebih banyak dibandingkan dengan Alfamart, namun kedua perusahaan tersebut memiliki kehadiran yang signifikan di pasar.
Produk dan Layanan
Indomart dan Alfamart menawarkan rangkaian produk dan layanan serupa. Mereka menyediakan bahan makanan, makanan ringan, minuman, barang-barang rumah tangga, produk perawatan pribadi, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Kedua toko tersebut juga menawarkan layanan seperti pembayaran tagihan, isi ulang pulsa, dan layanan pengiriman uang.
Harga dan Promosi
Baik Indomart maupun Alfamart berusaha untuk menawarkan harga yang kompetitif untuk menarik pelanggan. Mereka sering mengadakan promosi dan diskon untuk barang-barang tertentu untuk memberikan nilai uang kepada pelanggan mereka.
Jam Operasional
Kedua rantai ritel biasanya memiliki jam operasi yang diperpanjang, dengan banyak toko buka 24 jam sehari. Hal ini memungkinkan pelanggan untuk berbelanja dengan nyaman, bahkan pada jam larut malam.
Kepemilikan Saham
Kedua perusahaan tersebut merupakan Emiten di BEI, yaitu perusahaan yang menjual sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
Indomaret :
PT Indomarco Prismatama adalah perusahaan yang memiliki jaringan Indomaret. Pada Agustus 2021, PT Indomarco Prismatama adalah anak perusahaan dari PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET). Pemegang mayoritas saham Indoritel Makmur Internasional Tbk adalah PT Indoritel Bersama (miliki mayoritas saham) dan PT Indocentral Retail Corporation (miliki minoritas saham).
Alfamart :
Alfamart dimiliki oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT). PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada umumnya, kepemilikan saham perusahaan publik seperti Alfamart tersebar di antara para pemegang saham publik.
Meskipun terdapat kesamaan antara Indomaret dan Alfamart, pelanggan mungkin memiliki preferensi berdasarkan faktor-faktor seperti lokasi toko, harga, dan pengalaman berbelanja secara keseluruhan. Kedua perusahaan terus bersaing di pasar retail Indonesia, terus memperluas jaringan toko dan meningkatkan pelayanan untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Dalam tulisan ini akan fokus dalam membahas Indomaret dan bisnis usahanya, dalam bahasan Alfamart telah dibahas pada bahasan sebelumnya.
Indomaret adalah rantai ritel di Indonesia yang berspesialisasi dalam toko serba ada. Ini adalah salah satu rantai ritel terbesar di negara ini dan dimiliki oleh PT Indomarco Prismatama, anak perusahaan Salim Group. Toko Indomaret biasanya berukuran kecil dan berlokasi di berbagai lingkungan, sehingga mudah diakses oleh pelanggan.
Gerai Indomaret menawarkan berbagai macam produk, antara lain sembako, makanan ringan, minuman, perlengkapan rumah tangga, produk perawatan pribadi, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Mereka juga menyediakan layanan seperti pembayaran tagihan, isi ulang ponsel, dan layanan pengiriman uang, memenuhi kebutuhan kenyamanan pelanggan mereka.
Indomaret dikenal dengan harga yang kompetitif, lokasi toko yang nyaman, dan jam operasional yang diperpanjang, seringkali buka 24 jam sehari. Toko-toko tersebut dirancang untuk memberikan pengalaman berbelanja yang cepat dan efisien bagi pelanggan yang perlu melakukan pembelian dalam jumlah kecil atau mengambil barang saat dalam perjalanan.
Dengan jaringan toko yang luas di seluruh Indonesia, Indomaret telah menjadi tujuan belanja populer bagi penduduk lokal dan pengunjung. Perusahaan telah memainkan peran penting dalam membentuk lanskap ritel modern di Indonesia dan terus memperluas kehadirannya di seluruh negeri.
Sejarah Indomaret dimulai pada 20 Juni 1988, ketika PT Indomarco Prismatama didirikan. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari Salim Group, salah satu konglomerat terkemuka di Indonesia. Indomarco Prismatama bertujuan untuk mengembangkan bisnis ritel di Indonesia dan meluncurkan merek Indomaret sebagai jaringan toko serba ada atau convenience store.
Pada tahun 1997, toko pertama dengan nama Indomaret dibuka di Ancol, Jakarta Utara, pada tanggal 20 Juni 1988, dikelola oleh PT Indomarco Prismatama. Pada tahun 1997, perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia, setelah memiliki lebih dari 230 gerai.
Pada awalnya, Indomaret hanya memiliki beberapa toko di Jakarta. Namun, dengan strategi ekspansi yang agresif, perusahaan berhasil memperluas jaringan toko-tokonya ke seluruh Indonesia. Indomaret fokus pada pembukaan toko-toko kecil yang terletak di berbagai lingkungan, sehingga mudah dijangkau oleh pelanggan.
Seiring dengan pertumbuhan dan popularitasnya, Indomaret terus memperluas layanan dan memperkenalkan inovasi dalam operasionalnya. Pada tahun 2004, Indomaret meluncurkan konsep “Indomaret Point” yang menyediakan berbagai layanan tambahan seperti pembayaran tagihan, transfer uang, dan top-up pulsa. Hal ini memperkaya pengalaman pelanggan dan menjadikan Indomart lebih dari sekadar tempat berbelanja.
Pada tahun 2013, PT Dyviacom Intrabumi Tbk (DNET), mengakuisisi 3 perusahaan yang bergerak dibidang ritel, yaitu PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (Sari Roti), PT Fastfood Indonesia Tbk (KFC) dan PT Indomarco Prismatama (Indomaret). DNET kemudian berubah nama menjadi PT Indoritel Makmur Internasional Tbk, dan menjadi induk perusahaan bagi ketiganya.
Kepemilikan DNET di Indomaret dan Sari Roti merupakan pemegang saham mayoritas dimana masing-masing memiliki 40% dan 31,5%. Sedangkan di KFC, DNET menjadi pemegang saham terbesar kedua 35,8%.
Per tanggal 26 September 2014, Salim Group (induk usaha Indomaret) melalui kongsi strategis dengan Philadel (Philadel Terra Lestari), telah memiliki 20% saham PT Bank Ina Perdana Tbk (Bank Ina). Philadel berencana menambah kepemilikan saham di Bank Ina hingga 30% untuk mensinergikan sistem kantor tanpa cabang Bank Ina dengan jaringan retail Indomaret.
Pada tanggal 24 Agustus 2017, PT XL Axiata Tbk telah mengumumkan bahwa Elevenia, sebuah perusahaan Online Shopping, tak akan lagi menjadi milik perusahaannya. Sehari sebelumnya, juga beredar kabar bahwa mitra XL di Elevenia, SK Planet, juga hengkang. Per paruh kedua 2017, Elevenia memang di bawah Grup Salim (induk usaha Indomaret) lewat PT Jaya Kencana Mulia Lestari dan Superb Premium Pte. Ltd.
Indomart juga terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Mereka meluncurkan aplikasi mobile untuk memudahkan pelanggan dalam berbelanja dan memanfaatkan layanan-layanan digital. Selain itu, Indomaret juga menjalin kemitraan dengan perusahaan teknologi, seperti Grab dan Gojek, untuk menyediakan layanan pengiriman barang yang cepat dan efisien.
Gerai Indomaret 2012 sejumlah 7245 gerai, 2013 sejumlah 8814 gerai, 2014 sejumlah 10573 gerai, 2015 sejumlah 12.210 gerai, 2016 sejumlah 14.033gerai, 2017 sejumlah 15.335 gerai, 2018 sejumlah 16.366 gerai, 2019 sejumlah 17.622 gerai, 2020 sejumlah 18.271 gerai, 2021 sejumlah 19.133 gerai dengan nilai penjualan sebesar US$6,2 miliar, 2022 sejumlah 21.026 gerai, 2023 sejumlah 21.801 gerai, dengan rincian 60% gerai adalah milik sendiri dan sisanya waralaba milik masyarakat.
Data tersebut menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam jumlah gerai Indomaret dalam beberapa tahun terakhir. Indomaret telah melakukan ekspansi ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jawa, Bali, Madura, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera, Batam, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Sorong – Papua. Hal ini menunjukkan upaya perusahaan dalam mencapai cakupan yang lebih luas dan memberikan akses mudah kepada pelanggan di berbagai lokasi.
Pertumbuhan jumlah gerai Indomaret selama periode 2012-2021 mencerminkan pertumbuhan yang pesat. Dengan penambahan 11.888 gerai selama periode tersebut, ini menunjukkan komitmen Indomaret dalam melakukan ekspansi dan memperluas jaringan toko mereka di seluruh Indonesia.
Dalam 10 tahun terakhir, pertumbuhan tersebut mencapai 164%, yang menunjukkan tingkat peningkatan yang signifikan. Pertumbuhan yang pesat ini mencerminkan kesuksesan Indomaret dalam menarik pelanggan, memenuhi kebutuhan mereka, dan memperluas cakupan geografisnya.
Indomaret ketika pertama diresmikan memang menggunakan nama “Indomart”, tanpa ada tambahan huruf “e”. Namun akhirnya nama itu diubah menjadi Indomaret karena beberapa alasan.
Pertama nama Indomart terkesan kurang bersahabat dengan lidah orang Indonesia, sehingga dibuat dipermudah dengan kata “maret”. Arti maret bukanlah nama bulan maret, namun lebih kepada pengucapan bagi lidah kebanyakan orang Indonesia.
Alasan lain Indomaret menggunakan kata “maret” bukan “mart” lantaran muncul peraturan pemerintah tahun 90 an yang melarang menggunakan merek atau brand menggunakan Bahasa Inggris. Oleh karena itu pada tahun 1999, Indomaret mengubah namanya. Gerai pertama Indomaret berada di Ancol, Jakarta Utara dengan motto “mudah dan hemat”.
Keberadaan Indomaret tidak hanya bergerak di bidang retail, Indomaret Group terus mengembangkan bisnisnya dengan didukung oleh lebih dari 170.000 karyawan dan memiliki 10 sektor bisnis: retail, grosir, e-commerce, pusat perbelanjaan, F&B, restoran jepang, roti, IT konsultant, e-wallet, & ekspedisi. Hal ini berdampak terhadap pengurangan pengangguran di Indonesia. Rata rata tenaga yang terserap lulusan SMK, diploma, bahkan sarjana.
Dalam beberapa dekade terakhir, Indomaret telah menjadi salah satu jaringan ritel terbesar di Indonesia. Merek yang dikenal karena harga yang kompetitif, lokasi toko yang strategis, dan layanan yang ramah pelanggan.
Indomaret terus berupaya memperkuat posisinya dalam industri ritel dengan terus mengembangkan jaringan toko dan meningkatkan kualitas layanannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Perkembangan yang pesat ini menunjukkan keberhasilan strategi ekspansi dan kepercayaan pelanggan terhadap jaringan ritel Indomaret. Pertumbuhan yang kuat dalam jumlah gerai Indomaret juga dapat mencerminkan permintaan yang tinggi dari konsumen terhadap toko serba ada atau convenience store yang menyediakan berbagai produk kebutuhan sehari-hari dengan aksesibilitas yang baik. Indomaret terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan melakukan ekspansi dan memperkuat posisinya sebagai salah satu jaringan ritel terkemuka di Indonesia.
Selain itu, Indomaret juga mengandalkan 42 pusat distribusi untuk memenuhi pasokan barang dagangan untuk seluruh gerai. Dengan menyediakan lebih dari 5.000 jenis produk, Indomaret berupaya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam berbagai kategori produk yang ditawarkan.
Dalam sebuah perjalanan bisnis sebuah perusahaan tentu akan dinilai dan diapresiasi akan keberhasilannya oleh banyak pihak, atas kontribusi dan dedikasinya, maka Indomaret mendapatkan banyak penghargaan yang di raih, diantaranya :
Piala Waralaba 2003. Indomaret meraih penghargaan “Perusahaan Waralaba 2003” dari Presiden Megawati Soekarnoputri.
Top Franchise ASEAN 2009
Top 250 Indonesia Original Brands
Indonesia Original Brands 2012
Franchise Brand Awareness Survey, Franchise TOP of Minds 2013
Social Media Award 2013
Indonesia Most Favorite Youth Brand 2014
Excellent Service Experience Award 2014
Superbrands 2014
Franchise & Business Opportunity,Pioneer Brand Indonesia
Franchise & Business Opportunity, Market Leader 2014
Franchise & Business Opportunity, Fastest Growinng 2014
Roy Morgan, Costumer Satisfaction Award 2012
FIFA menunjuk Indomaret sebagai retail produk resmi Piala Dunia FIFA 2010.
Piala Waralaba 2016. Indomaret meraih penghargaan “Perusahaan Waralaba 2016” dari Presiden Jokowi
Keberhasilan bisnis indomaret tak lepas dari berjamurnya gerai yang tersebar di seluruh Indonesia yang dapat dimiliki oleh seorang perseorangan yang berminat utk membuka gerai Indomaret sistem waralaba dengan dengan cukup menyiapkan estimasi modal dana investasi sebesar Rp 394 jutaan.
Namun, jika pemodal hanya ingin mengambil alih dari kemitraan lama, hanya membutuhkan modal sekitar Rp 150 juta dan harga ini termasuk biaya lisensi yang dibayarkan selama masa kontrak lima tahun.
Dalam sebuah bisnis tentu pemodal akan menghitung ROA, akan menghitung berapa lama balik modal Indomaret, dan berapa lama keuntungan dapat di peroleh. Beberapa sumber mengungkap keuntungan franchise Indomaret 1 gerai mencapai kisaran jutaan rupiah per hari, antara Rp 7 juta hingga Rp 9 jutaan.
Artinya, keuntungan yang bisa didapatkan dari gerai Indomaret per bulan mencapai Rp 200 juta hingga Rp 270 juta. Estimasi balik modal yang diproyeksikan adalah 3 hingga 4 tahun setelah investasi awal dan biaya sewa lokasi.
Artinya, margin kotor Indomaret cukup tebal, sebesar 22,2% pada 2021, naik dari sebelumnya 21,7% pada 2020. Tebalnya margin kotor juga mempengaruhi laba. Indomarco mencatat pendapatan sebesar Rp 90,6 triliun, terjadi lonjakan laba bersih 81,45% secara tahunan menjadi Rp 2 triliun pada 2021.
Perhitungan di atas adalah perhitungan estimasi pendapatan dan keuntungan dalam bisnis waralaba Indomaret yang dapat berubah dan berbeda antara lokasi satu dengan lainnya. Semakin strategis tempat yang dipilih maka semakin memiliki prospek pendapatan dan omset yang tentu berbeda dengan tempat yang kurang atau bahkan tidak strategis, tentu akan berbeda pula keuntungan bersih yang didapatkan, termasuk lama kembalinya modal usahanya.
Sebagai perusahaan publik dimana saham Indomart telah di catatkan di BEI dengan code DNET didasari oleh kinerja yang baik dalam perusahaannya berdampak ekspektasi positif pada perkembangan saham DNET. Per tanggal 3 Juli 2023 harga saham DNET berada pada posisi Rp 4.200 per saham, harga tertinggi 4.200, terendah 4.000, volume 6.200 saham, dengan nilai transaksi sejumlah Rp 14.183.999.488, terjadi frekuensi sejumlah 32 kali, dengan EPS 66 per lembar saham, PER 61 kali, dengan peringkat 2 dari 26 kapitalisasi pasar industri terkait, peringkat 30 dari 868 pada pasar semua perusahaan yang tercatat di BEI.
*) Penulis : Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Venus Kusumawardana SE MM.
*) Isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan bukan bagian dari BacaMalang.com