BACAMALANG.COM – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menegaskan komitmennya sebagai Kampus Berdampak dengan menggelar Forum Penguatan Kampus Berdampak bagi Dosen di Basement Dome UMM, Jumat (31/10/2025). Acara ini dihadiri langsung oleh Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Diktisaintek) RI, Prof. Dr. Brian Yuliarto, M.Eng., Ph.D., yang menekankan pentingnya riset dan inovasi untuk benar-benar hidup di tengah masyarakat.
Dalam paparannya, Brian menyoroti lemahnya keterhubungan antara hasil riset kampus dan kebutuhan industri. Ia menyebut fenomena tersebut sebagai valley of death—jurang kematian inovasi—di mana ide penelitian berhenti sebelum memberi manfaat nyata.
“Kita punya begitu banyak penelitian potensial, tapi terlalu sedikit yang benar-benar dimanfaatkan. Kalau universitas tidak hadir di tengah industri, hasil riset hanya akan berhenti sebagai tumpukan laporan. Perguruan tinggi harus turun tangan agar inovasi bisa hidup dan digunakan masyarakat,” ujarnya.
Brian menegaskan, riset tidak boleh berhenti setelah pendanaan selesai. Diperlukan dukungan kelembagaan yang kuat untuk menjembatani hasil riset dengan dunia usaha dan pemerintah, termasuk dari aspek regulasi, intellectual property, dan pendanaan lanjutan.
Menurutnya, peran dosen menjadi kunci utama dalam membangun ekosistem inovasi tersebut. “Dosen tidak hanya menghasilkan karya ilmiah, tetapi juga harus memastikan risetnya relevan dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan nasional,” tambahnya.
Ia juga memuji langkah UMM melalui Direktorat Saintek UMM yang telah menjadi wadah hilirisasi hasil riset dosen dan mahasiswa. Dengan kultur kolaboratif dan tradisi pengabdian yang kuat, UMM dinilainya berpotensi menjadi model universitas inovatif yang mampu memecah kebuntuan antara riset dan implementasi.
Senada, Wakil Menteri Diktisaintek Prof. Dr. Fauzan, M.Pd., menyebut UMM telah menapaki jalur yang tepat untuk menjadi kampus berdampak sosial. Ia menilai penguatan kapasitas dosen menjadi langkah penting dalam menciptakan budaya ilmiah yang progresif dan menghadapi tantangan global.
Sementara itu, Rektor UMM Prof. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si., menegaskan bahwa konsep Kampus Berdampak bukan sekadar slogan, melainkan visi yang harus diwujudkan melalui inovasi, pengabdian, dan kolaborasi lintas bidang.
“Kami ingin UMM dikenal bukan hanya karena kualitas akademiknya, tetapi karena kebermanfaatannya bagi masyarakat. Setiap dosen adalah agen perubahan,” tegasnya.
Acara ini juga diwarnai dengan penyerahan simbolis karya inovasi dosen dan mahasiswa, yang sebagian telah dihilirisasi dan sebagian lainnya masih dalam pengembangan di Direktorat Saintek UMM—sebagai bukti nyata kiprah UMM dalam menghidupkan riset dan inovasi bagi kemaslahatan masyarakat.
Pewarta: Rohim Alfarizi
Editor: Rahmat Mashudi Prayoga



















































