BACAMALANG.COM – Viral diberitakan media, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI mengonfirmasi total kasus yang ditemukan sejak 2022 hingga kini ada delapan (8) kasus Cacar Monyet.
Terkait hal ini, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Malang dr Umar Usman MM mengimbau masyarakat tenang, namun selayaknya mengetahui tips pencegahan dan solusi Cacar Monyet.
“Kami mengimbau masyarakat tenang dan waspada. Mari ketahui tips dan solusi Cacar Monyet,” tukas dr Umar Usman MM, kepada BacaMalang.com, Selasa (24/10/2023).
Pria alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini mengungkapkan, tanda dan gejala Monkeypox bergantung pada fase penyakit, yakni fase pertama, prodromal, yang menunjukkan gejala, penderita mengalami demam disertai sakit kepala terkadang terasa hebat, nyeri otot, dan sakit punggung,
Selain itu, juga pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) dirasakan di leher, ketiak, atau di area selangkangan, disertai badan panas dingin bahkan kelelahan dan lemas.
Sedangkan, pada fase erupsi, terjadi saat 1-3 hari atau kadang-kadang lebih lama lagi setelah prodromal, pasien mengalami timbul ruam atau lesi pada kulit dan biasanya, ruam atau lesi ini dimulai dari wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya bertahap.
Keadaan itu akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (maculopapular), lepuh yang berisi cairan bening atau nanah, lalu mengeras atau keropeng hingga akhirnya rontok.
Gejala Cacar Monyet akan berlangsung selama 2−4 minggu sampai periode lesi atau ruam kulit tersebut menghilang.
Dikatakannya, Monkeypox tidak menyebar dengan sangat cepat, karena hanya menyebar melalui tetesan pernapasan yang besar atau droplet.
Ia menjelaskan, metode penularan dari manusia ke manusia lainnya termasuk kontak tubuh langsung dengan cairan tubuh atau bahan lesi, dan kontak tidak langsung dengan bahan lesi, seperti melalui pakaian atau linen yang terkontaminasi.
Beberapa tindakan mencegah cacar monyet, (bisa pula dilakukan sosialisasi dan edukasi masif), antara lain: hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi sarang virus (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi), dan memakai masker.
Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.
Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.
Cuci tangan yang baik setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi dan menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien.
Pemberian vaksin cacar (Jynneos) disebut 85 persen efektif mencegah penyakit ini.
Vaksin Jynneos merupakan hasil modifikasi dari vaccinia yang digunakan untuk mencegah cacar air atau smallpox dan pemberian dua dosis vaksin Jynneos cukup efektif.
Pria yang juga Wakil Ketua PC NU Kabupaten Malang ini menambahkan, di sisi lain, Monkeypox adalah jenis penyakit yang bisa sembuh sendiri, dan, sampai saat ini, belum ada pengobatan yang spesifik, sehingga pengobatan simptomatik dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul.
Untuk orang yang harus dipertimbangkan perawatan lebih lanjut yaitu orang dengan gejala berat atau parah, misalnya, sepsis, ensefalitis, atau kondisi lain yang memerlukan rawat inap.
Pria berjuluk Dokter Rakyat ini memaparkan, golongan yang mungkin berisiko tinggi terkena mengalami gejala berat adalah orang dengan kondisi immunocompromise, anak-anak usia kurang dari 8 tahun, wanita hamil atau menyusui, dan orang dengan satu atau lebih komplikasi.
Pentingnya upaya memastikan anak-anak telah mendapatkan vaksinasi, dalam hal ini vaksin program pemberantasan cacar (smallpox) yang dapat memberikan perlindungan terhadap Monkeypox.
“Selalu jaga daya tahan tubuh yang kuat dengan istirahat cukup, pola hidup sehat, dan kurangi stres dan selalu berdoa dijauhkan dari segala macam penyakit,” terangnya mengakhiri.
Pewarta : Hadi Triswanto
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki