Mundur Dari Peradi, Hotman Paris Majukan Harkat dan Taraf Hidup Advokat

Oleh : Suwito, S.H., M.H

Perseteruan Hotman Paris yang berujung pegunduran diri dari Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Otto Hasibuan, merupakan perihal menarik bagi kalangan Advokat di Indonesia. Bagaimana tidak, tentu hal ini menjadi pertanyaan besar atas eksistensi sebuah Organisasi Advokat (OA) manakala anggota yang menjadi ikon tersebut mengundurkan diri.

Di Indonesia ini siapa tidak kenal dengan Hotman Paris, dia adalah salah satu pengacara bertarif Rp 1,3 miliar per kasus. Namun, tahukah Anda bahwa Hotman pernah lho digaji cuma Rp 182 ribu per bulan. Hampir sebagian besar orang mengetahui Hotman Paris Hutapea. Pria kelahiran Laguboti, Sumatera Utara ini memang memiliki reputasi sebagai salah satu pengacara kondang di tanah air.

Tidak sembarang orang bisa menggunakan jasanya. Apalagi, Hotman Paris mematok tarif yang fantastis, mencapai Rp1,3 miliar untuk setiap kasus yang ditanganinya. Tarif tinggi yang dipatok oleh Hotman Paris memang sesuai dengan kapabilitasnya. Mereka yang pernah menjadi klien Hotman Paris kebanyakan adalah perusahaan besar. Apalagi, bidang utama yang menjadi keahlian dari Hotman Paris adalah hukum bisnis internasional. Bahkan, dalam sebuah kasus yang melibatkan perusahaan pertambangan, Hotman Paris mendapatkan honor mencapai Rp 160 miliar. Beberapa kliennya diketahui adalah orang dan tokoh  terkenal di Indonesia.

Dengan patokan tarif yang fantastis, tidak heran kalau Hotman Paris memiliki nilai kekayaan sangat besar. Hal itu bisa dibuktikan dengan gaya hidup mewah yang kerap diperlihatkannya. Kabarnya, angka kekayaan yang dimiliki oleh Hotman Paris mencapai Rp 4,5 triliun. Bahkan, dalam pengakutan terbarunya, Hotman mengungkapkan kalau pajak yang dibayarkannya mencapai Rp 30 miliar dan itu dilakukannya ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan tax amnesty beberapa waktu lalu.

Kesuksesan dan nama besar yang didapatkan oleh Hotman tidak datang secara tiba-tiba. Berbagai suka dan duka mewarnai perjalanan hidup dan karier seorang Hotman Paris. Perjalanan hidup serta perjuangan yang dialaminya pun bisa menjadi inspirasi para Advokat muda untuk bisa meraih kesuksesan serupa. Para pengacara muda yang saat ini tengah meniti karier, bisa memperoleh kesuksesan seperti halnya Hotman Paris. Untuk meraih kesuksesan tersebut, bisa membuka kantor layanan hukum sendiri, mengasah ilmu, memperbanyak relasi, menjaga kepercayaan hingga menjadi marketing diri sendiri dengan tetap eksis serta berkomitmen tinggi menjaga martabat seorang Advokat.

Saat ini, pekerjaan sebagai pengacara memang menjadi sumber pemasukan utama Hotman. Namun, siapa sangka kini dia berpindah ke lain hati dengan tidak lagi bergabung dengan organisasi advokat Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) namun telah berpindah ke Dewan Pengacara Nasional (DPN) Indonesia, sebuah organisasi Advokat baru dimana telah dia umumkannya sendiri beberapa saat lalu.

Kini, Peradi melalui ketuanya Otto Hasibuan tidak bisa berbuat banyak, bahkan tarik ulurnya yang masih pikir-pikir status pengunduran diri Hotman Paris dari Peradi berpotensi melanggar HAM, dimana telah mengurung seseorang yang mempunyai kebebasan berserikat dan berkumpul yang telah dijamin pula oleh undang – undang dasar negara kita. Berpindahnya Hotman Paris dari Organisasi Advokat lama (Peradi) menjadi perhatian publik kalangan Advokat di Indonesia, seolah-olah yang tersirat tidak lagi di Indonesia ini ada organisasi advokat yang Single Bar (tunggal) yang telah di dengung-dengungkan selama ini oleh kubu Otto Hasibuan. Hal itu, menjadi tamparan keras nan telak untuk eksistensi sebuah Organisasi Advokat dikemudian hari yang bernama Peradi.

Mundurnya Hotman Paris dari Peradi seolah-olah pula mengakui jika organisasi advokat di Indonesia tidak hanya Peradi, yang selama ini memproklamirkan single bar. Namun yang tersirat dan tersurat adalah Organisasi Advokat lainnya yang puluhan jumlahnya bermunculan di Indonesia adalah Organisasi Advokat yang sah yang konon katanya telah mengambil kewenangan Peradi.

Mundurnya Hotman Paris dari Peradi membawa angin segar warna – warni Organisasi Advokat di Indonesia, kekhawatiran beberapa pihak mendekati sebuah kebenaran manakala mundurnya Hotman Paris berpotensi diikuti oleh puluhan ribu anggota Peradi dikemudian hari. Meskipun nyatanya sudah banyak anggota Organisasi Advokat Peradi yang mengundurkan diri hingga membuat Organisasi Advokat sendiri diluar Peradi.

Eksistensi Organisasi Advokat yang telah ditinggalkan oleh Hotman Paris kini dipertaruhkan, langkah sosok kharisma Hotman Paris di Organisasi Advokat yang baru yaitu di Dewan Pengacara Nasional Indonesia berpotensi diikuti oleh anggota – anggota Peradi yang jumlahnya puluhan ribu se-Indonesia, apalagi Hotman Paris mengusung isu memajukan harkat dan taraf hidup Advokat. Sebuah strategi kata-kata ajakan jitu di tengah puluhan Organisasi Advokat yang tumbuh bagaikan jamur di musim hujan.

Penulis : Advokat Peradi Malang Raya dan Alumnus Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI ) PWI (Persatuan Wartawan Indonesia).