BACAMALANG.COM – Dalam menjalani New Normal (NN), sebagian warga Kabupaten Malang membutuhkan tiga hal penting yaitu Edukasi Intensif, Pinjaman Lunak, dan Rapid Tes Massal.
“Kami menyambut baik era New Normal. Dalam menjalankan New Normal semestinya juga dibarengi dengan edukasi intensif, pemberian pinjaman lunak, dan rapid tes massal,” tegas warga Dusun Krajan, Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Andita Budy Suryana Adi Kurniawan Selasa (2/6/2020).
Pria yang akrab dipanggil Andita ini menuturkan, Kredit Usaha Rakyat merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM berupa kebijakan pemberian kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur individu/perseorangan, atau badan dengan bunga ringan.
“Kalau bisa Kita diberi bantuan semisal bantuan modal berbunga ringan untuk membuat sebuah usaha mikro. Kayak kredit KUR bisa jalan lagi. Kan semenjak masa VPD (Village Physical Distancing) dan PSBB nggak bisa cair,” tukas Andita.
Ia menjelaskan, secara garis besar ia menilai penerapan NN cukup bagus.
Hal ini karena warga bisa melakukan kegiatan seperti biasanya seperti sebelum masa PSBB.
Selain itu masyarakat bisa lebih percaya diri dan berpikiran positif tentang hidup.
“Kita nggak terlalu ditakut- takuti lagi masalah Covid-19. Soal persiapan, tidak ada persiapan khusus sih selain beraktivitas kembali secara normal. Dan yang paling penting tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan,” jelas Andita.
Tes Rapid Masal
Terkait NN, Andita menyarankan agar
kebijakan pusat lebih efisien lagi dalam hal menanggulangi wabah seperti ini. Contohnya melakukan cek kesehatan masal di wilayah pedesaan. Dengan dibantu pemerintah desa dan babinsa.
Ia mengatakan, jika hasil tes menunjukkan hasil negatif dari wabah, warga dikasih gelang warna hijau. Dan jika yang positif dikasih gelang warna merah. Lalu diisolasi ditempat khusus.
Lalu jika semua warga negatif berarti tinggal masing-masing desa bisa mengantisipasinya membatasi warga dari luar daerah masuk ke desa tersebut.
Hal ini berarti pemberlakuan PSBB tidak dipukul rata antara zona hijau dan merah.
Karena hal ini bisa mempengaruhi kegiatan dan perekonomian warga.
Ia berharap pemerintah menjalankan hal seperti itu. Jadi tidak latah ikut-ikutan luar negeri.
Ia berpesan jangan sampai seakan-akan Indonesia keseluruhan termakan sebuah propaganda elit dunia. Mereka sukses membuat ketakutan massal. Yang justru menekan psikis orang awam.
“Bukankah ada sebuah kutipan kata kata ..!! FEAR IS THE CURRENCY FOR CONTROL.. atau ketakutan adalah mata uang untuk di kontrol,” papar Andita.
Edukasi Intensif dan Massif
Sementara itu, Tokoh Masyarakat Desa Blayu Kecamatan Wajak Suryadi mengatakan, pihaknya menyambut positif adanya NN, namun perlu dibarengi dengan edukasi intensif dan massif.
“Saya menyarankan agar pihak terkait melakukan sosialisasi tentang NN dan apa saja yang seharusnya dilakukan masyarakat secara intensif dan massif,” tutur Suryadi.
Suryadi menjelaskan, salah satu hal vital adalah pentingnya perhatian terhadap pemenuhan perekonomian warga.
“Masyarakat butuh diberikan gambaran solusi bidang ekonomi dalam menghadapi NN dikarenakan dalam menghadapi era Pandemi masyarakat kecil tetap sulit cari nafkah. Masyarakat menengah sulit memulai usaha. Solusinya bisa diberikan pinjaman bunga kecil,” pungkas Suryadi. (had)