Pemkot Dorong dan Kuatkan Sertifikasi Halal IKM Kota Malang

BACAMALANG.COM – Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji akan menguatkan sertifikasi halal bagi UMKM. Hal ini disampaikan Sutiaji saat menyerahkan sertifikat halal kepada tiga Industri Kecil Menengah (IKM) dampingan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan di halaman depan Balai Kota Malang, Senin (14/3/2022). “Sertifikasi halal ini merupakan persoalan demand atau permintaan, saat ini sudah ada sentra halal dari kami sendiri, serta lima perguruan tinggi di sini,” ujarnya.

Walikota Sutiaji menegaskan, sertifikasi halal bagi IKM ini akan terus menerus dikuatkan karena memberikan manfaat luar biasa. “Potensi permintaan halal pada tahun 2030 itu sampai 274 miliar US dolar, sehingga kita harus terus mengikuti. Contohnya jika ada resto yang membutuhkan produk IKM/UKM, tapi karena belum tersertifikasi halal, akhirnya tidak bisa memenuhi,” paparnya.

Ia menjelaskan, selain manfaatnya luar biasa, proses sertifikasi halal pun tidak merepotkan dan tidak ribet.
Salah satu IKM yang turut mendapat sertifikat halal, Heni Wardhani mengaku, sertifikat halal ini banyak sekali manfaatnys. Menurut dia, manfaat sertifikat halal ini satu, membuat konsumen yakin kalau produk ini halal atau tidak apalagi mayoritas masyarakat adalah muslim. “Manfaat yang kedua menambah nilai jual dari produknya. Jadi ada salah satu resto, karena produk saya halal mereka mau memakai produk saya sebagai topping untuk produk mereka. Karena mereka adalah salah satu resto halal, jadi semua produk yang mereka gunakan otomatis yang sudah ada label halalnya,” terangnya. Tiga IKM yang mendapat sertifikat halal adalah MamaNi (produk sambal), Bolen Malang (Produk Bolen), dan Elija (produk coklat)

Senada dengan Heni Wardhani, Ketua Halal Center Jatim Dr. Agus Susilo, S.Pt menambahkan, sertifikasi halal ini penting mengingat bahan baku makanan dan minuman yang kebanyakan masih diimpor. “Menurut data, apling tidak 70 persen bahan makanan dan minuman masih diimpor, sehingga sertifikasi halal menjadi salah satu upaya menjamin masyarakat mendapatkan produk halal,” ungkapnya saat dihubungi secara terpisah, Senin (14/3/2022).

Agus Susilo mengatakan, di sinilah keberadaan halal center menjadi krusial, karena justru negara-negara luar sudah memikirkan hal ini sejak lama. “Mereka melihat target pasar di Indonesia sangatlah besar, sehingga mereka berusaha merekrut pendamping atau penyelia halal ke negaranya. Hasilnya banyak produk mereka, baik itu daging hingga susu misalnya lolos masuk ke Indonesia lengkap dengan label halal,” paparnya.

Menurut Wakil Dekan III Fakultas Peternakan UB ini halal center akan membantu IKM atau UMKM dengan perbaikan portofolio yang diharapkan juga meningkatkan kualitas produksi UMKM tersebut sehingga akan meningkatkan daya saingnya pula. Agus menilai selama ini sertifikasi halal justru memberi keuntungan bagi industri-industri besar yang sudah memilikinya. Ia memberi contoh, UMKM akan mengambil bahan baku daging ayam dari industri rumah potong ayam yang besar-besar, atau di lingkungan mikro seperti pedagang sosis keliling, akan mengambil bahan baku dari pabrikan yang sudah bersertifikasi halal. “Apabila ada UMKM tertentu sudah bisa menyediakan produk halal, maka akan lebih mudah menjadi pemasok bagi UMKM-UMKM lainnya,” tukas dia.

Agus menjelaskan, saat ini target sertifikasi halal khusus makan dan minuman di Jawa Timur mencakup 1,5 juta UMKM. “Tentunya ini akan menjadi PR kita bersama, karena halal center juga perlu edukasi, kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak untuk mewujudkannya,” pungkasnya. (ned)