Peningkatan Profesionalisme Guru di Era Perkembangan AI Menuju Generasi Emas Indonesia

Dekan FKIP Dr. Trisakti Handayani,M.M saat menyematkan slempang pada mahasiswa lulusan terbaik pada yudisium periode ke 4 dan 5 2023 (Rohim Alfarizi)

BACAMALANG.COM – Tantangan bangsa Indonesia yang dihadapi saat ini adalah lemahnya sumber daya manusia. Sementara kehidupan abad 21 mensyaratkan manusia-manusia yang berkualitas, manusia yang  memiliki kemampuan dalam berpikir kritis, kreatif, berkolaborasi, dan berkomunikasi dengan baik, serta menguasai teknologi agar dapat berperan aktif dalam percaturan global.

Hal itu disampaikan Dekan Fakultas  Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. Trisakti Handayani, M.M, pada acara yudisium periode keempat dan kelima tahun 2023, yang berlangsung di Dome UMM yang diikuti 251 mahasiswa, Rabu (9/7/2023).

Dari 251 mahasiswa yang mengikuti yudisium terdiri dari 6 prodi yakni PPKN 10 mahasiswa, Bahasa Inggris 61 mahasiswa, PGSD 70 mahasiswa, Matematika 34 mahasiswa, Biologi 29 mahasiswa dan Bahasa Indonesia 14 mahasiswa.

Yudisium kali ini juga mengukuhkan Citra Afrilia Nur Kholifah dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar sebagai lulusan terbaik tingkat fakultas dengan IPK sempurna 4,00.

Menurut Dekan FKIP, Dr. Trisakti Handayani, M.M, Era Artificial Intelligence (AI) saat ini, akankah menggantikan tugas manusia.

“Saat ini kita dihadapkan pada “Era Artificial Intelligence (AI)” “Era kecerdasan Buatan”. Intelegensia Artifisial yang didefinisikan juga sebagai kecerdasan entitas ilmiah, adalah  kemampuan komputer atau robot yang dikendalikan oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas yang biasa dilakukan oleh manusia dengan kecerdasannya. Saat ini telah banyak sektor-sektor pekerjaan  yang memanfaatkan teknologi intelegesia artifisial, termasuk peran guru,” ujar Dr. Trisakti Handayani, MM, Rabu (9/7/2023).

Lebih lanjut Handayani menjelaskan, apakah kedepan peran guru dapat digantikan sepenuhnya oleh Artificial Intelligence
(AI)

“Bisa jadi hal ini terjadi, bila kondisi guru sudah tidak mampu lagi mengimbangi dirinya dengan perkembangan teknologi dalam pembelajaran sebagaimana menjadi tuntutan perkembangan zaman. Saat ini, kita berada pada era di mana teknologi memiliki peran yang sangat besar untuk mengatur kehidupan manusai,” ujarnya.

Dekan FKIP ini menambahkan, suatu masa yang ditandai dengan terjadinya perubahan dan kemajuan teknologi secara cepat, jika tidak diimbangi dengan kemauan dan kemampuan manusia untuk memanfaatkannya, hanya akan menimbulkan kegalauan.

“Karena itu guru perlu merubah paradigma pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi secara optimal. Guru perlu membuka cara pandang baru pendidikan dan membekali dirinya dengan seperangkat kompetensi abad 21, apabila tidak ingin ditinggalkan jaman,” bebernya. 

Mahasiswa yang mengikuti yudisium saat ini, adalah generasi muda yang dipersiapkan oleh FKIP UMM agar siap memasuki kehidupan global, kehidupan tanpa sekat, kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian, kehidupan yang lekat dengan teknologi.

“Para mahasiswa ini dipersiapkan untuk menjadi calon-calon guru professional yang dapat menjawab tantangan zaman dengan penuh optimis dan percaya diri. Seperangkat kemampuan ini insyaallah dapat menjadi modalitas untuk menyiapkan Indonesia Emas di tahun 2045,” ucapnya.

Pada kesempatan ini, Dekan FKIP juga berpesan kepada mahasiswa sebagai agen perubahan, alumni FKIP UMM harus menjadi teladan dan model bagi generasi muda lainnya. Alumni FKIP UMM adalah generasi yang tegas namun menjunjung tinggi etika dan berkepribadian Indonesia.

“Teguhkan diri kalian, tatap masa depan dengan penuh optimis, dan raihlah mimpi besar kalian agar dapat menjadi pemain tidak hanya di negeri sendiri, namun juga menjadi pemain dunia. Pegang erat dan syiarkan nilai-nilai yang telah kalian dapatkan dari Kampus Putih tercinta ini kapanpun dan dimanapun kalian berada,” pungkasnya.

Pewarta : Rohim  Alfarizi
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki