
BACAMALANG.COM – Penyakit jantung koroner itu sebagian besar bisa dicegah, kecuali karena bawaan, yang tentunya harus ada pencegahan yang lebih dini. Bagaimana pencegahannya, simak penjelasan dr. Cholid Tri Tjahjono, Sp.JP (K), Ketua INAPrevent di sela kegiatan Malang Cardiovascular (MCV) Update XXII tahun 2023 di Harris Hotel Malang selama 3 hari, sejak Jumat-Minggu (15-17/9/2023) ini.
Dokter Cholid mengatakan, bahwa kuncinya adalah mengontrol faktor risiko. “Apa saja faktor risikonya itu? Ada hipertensi, kegemukan, kolesterol tinggi, hingga merokok,” ujarnya saat jumpa pers di sela kegiatan, Sabtu (16/9/2023).
Dijelaskan dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ini, faktor utama yang paling banyak ditemui adalah hipertensi. Saat ini hipertensi atau tekanan darah tinggi terkadang diabaikan karena orang tidak merasa sakit.
“Misalnya tekanan darahnya adalah 150/90, tapi karena tidak ada keluhan akhirnya merasa tidak perlu harus kontrol ke dokter, padahal bisa saja setelah itu akan terkena serangan jantung,” terangnya.
Dia juga menegaskan, bahwa merokok juga tetap menjadi salah satu penyebab utama serangan jantung, karena sudah jelas apa saja kandungan racun di dalamnya.
Selain itu pola makan dan minum juga sangat berpengaruh. Apalagi kuliner sekarang variasi dan pilihannya banyak dan menarik sekali.
“Bukan tidak boleh makan minum enak, tapi diperhatikan lagi, jangan terlalu manis, jangan terlalu asin dan kalau bisa pertahankan berat badan ideal,” tambahnya.
Menurut dr. Cholid inilah yang dinamakan prevensi atau pencegahan. Ia juga mengingatkan bahwa gejala sakit jantung itu bisa bermacam-macam, tidak selalu merasa tertusuk di bagian dada, salah satunya terasa seperti masuk angin saja.
Oleh karena itu dr. Cholid menyarankan agar saat memasuki usia ke 30 tahun, mulailah rajin memeriksakan diri secara berkala lewat General Check-Up, sebagai upaya prevensi terhadap kemungkinan segala penyakit, termasuk penyakit jantung.
Sementara bagi pasien yang sudah menjalani pengobatan atau tindakan penyakit jantung, dilakukan rehabilitasi yang meliputi edukasi apa saja yang boleh dilakukan, baik itu olahraga maupun aktivitasnya, termasuk kapan bisa dikerjakan.
Sebagai Ketua INAPrevent, dipaparkan dr. Cholid bahwa pertemuan ilmiah di Malang ini melibatkan berbagai dokter Konsultan maupun kelompok kerja di berbagai bidang penanganan penyakit jantung. Kegiatan ini juga untuk menentukan rencana ke depan, terkait apa yang dibutuhkan masyarakat.
“Ingatlah bahwa 30 persen penyakit yang diidap orang saat ini adalah jantung, dalam arti setiap tiga orang yang sakit, satu orang adalah menderita penyakit jantung. Jadi teruslah menjaga kesehatan jantung dengan gaya hidup dan pola makan yang baik,” pesannya.
Pewarta : Nedi Putra AW
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki