BACAMALANG.COM – “Saudara-saudara, mari kita mulai dengan santiaji. Keserakahan dan korupsi menjadi urat nadi di kabupaten ini. Kita adalah darahnya, saudara,
Komparador yang melulu bising, mengisi kantong dan rekening. Kita adalah nasabahnya saudara. Jadi, janganlah ragu dan bimbang, mari berjuang dan menang. Lawan! Lawan musuh oligarki kekuasaan,
Lewat sedikit jam tujuh pagi, dua ribu seratus kaki berganti sepuluh ribu sepatu. Memacu nafsu, mengepal tinju,
Hari ini, kita kuasai penyelenggara Pemilu. Hari ini, kita kuasai parlemen. Hari ini kita kuasai Kejaksaan. Hari ini kita kuasai koran, radio, televisi serta media segala rupa,
Tak perlu ragu saudaraku, semua ada ganjarannya. Elit-elit yang demokratis, demon-demon yang bau amis. Lipat seribu jadi sepuluh ribu, lipat sejuta jadi sebuah harta,
Kabarkan! Kabarkan pada semuanya, turun ke jalan nan singgasana, berbagi rejeki sedikit kuasa,
Dengarkan aku bersumpah. Kita akan menjadi pembela tanah tumpah darah yang resah. Demi kabupaten yang tegak dan gagah. Benar kalian berlimpah, bersekutu sedikit dengan penjajah, yang penting kita didengarkan,
Ayo, ayo, bariskan ambisi, bariskan ambisi, kuras habis kabupaten ini. Kuras habis kabupaten. Hidup oligarki!.”
Santiaji yang menggetarkan jiwa itu didengungkan Heri Cahyono alias Sam HC, dalam rapat pleno terbuka rekapitulasi verifikasi faktual dukungan perbaikan bakal pasangan calon perseorangan Pilkada 2020 di ruang rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Jumat (21/8/2020).
Di kesempatan itu pula bakal calon Bupati Malang jalur perseorangan ini kembali menegaskan, dirinya tidak begitu mempedulikan jika pada nantinya tidak bisa melaju dalam Pilkada.
“Sekali lagi. Tidak ada yang perlu saya gembirakan, dan tidak ada yang perlu saya sedihkan terhadap hasil. Kalau saya berkaca pada angka, itu adalah fana. Dan sudah saya tinggalkan bertahun lamanya. Mungkin keadilan harus berjalan, kalau kalah demgan terhormat, menang juga dengan terhormat. Tidak susah, seorang HC tidak akan susah. Banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan. Tidak harus menjadi Bupati,” tegasnya.
Ditegaskan pula oleh Pendiri God Management School, kepentingannya hanya satu, lolos verifikasi faktual dengan cara yang baik-baik.
“Ataupun tidak lolos secara baik atau normal. Sehingga apa? Kami keluar sebagai satria. Kami tidak akan menjual diri kepada siapapun dan itu saya larang seluruh keluarga Malang Jejeg. Jadi sekali lagi saya haturkan terimakasih kepada LO (Liaison officer, red) kami yang sudah berjuang sampai titik darah penghabisan, semua demi tujuan yang sama, Malang harus merdeka, tidak boleh di tangan bandar, tidak boleh di tangan oligarki. Kenapa dia dulu? Karena kekuasaan direbut bukan untuk memperbaiki, tapi untuk menguasai. Sebab berlaku hukum jual dan beli, untung dan rugi,” ucapnya.
“Ada wartawan nanya, mas Heri sudah habis berapa? Saya habis tujuh miliar dari kantong pribadi. Mau dikemanakan? Ditaruh ‘langit’, kalau ditaruh bumi masih harap kembali. Kalau surga harganya limabelas miliar, ya saya pingin ngredit supaya bisa masuk surga,” kelakar Sam HC. (mid/yog)