
BACAMALANG.COM – Peringatan Hari Lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni diselenggrakan di sejumlah tempat dengan menggelar upacara. Sementara di Taman Wisata Wendit, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, acara ini dihelat dengan selamatan hari lahir Pancasila dan Haul Bung Karno, yang diikuti sedikitnya 50 anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kamis (1/6/2023).
Acara dimulai pukul 07.00 WIB, sebelum wisata air tersebut dibuka untuk umum. Kegiatan ini diawali dengan kirab empat tumpeng, yang terdiri dari nasi, jajan pasar dan polo penden, menuju Punden Mbah Kabul yang berada di area Sendang Widodaren. Setelah itu rombongan PR IPNU dan IPPNU Mangliawan memanjatkan doa bersama, yang dilanjutkan dengan tahlil.
Salah satu pemuka agama, M. Hasyim Ashari, menuturkan, peringatan Hari Lahir Pancasila ini sengaja digelar di punden Mbah Kabul.
“Kami ingin anggota kami mengetahui sejarah wilayahnya sendiri, bahwa beliau merupakan salah satu sosok yang berjasa di daerah Wendit, istilahnya orang yang babat alas di sini,” paparnya.
Ketua IPNU Mangliawan M. Aditya Indra Pratama menambahkan, selain peringatan hari lahir Pancasila, kegiatan tersebut juga ditujukan untuk memperingati Haul Bung Karno.

“Selain itu, acara ini juga sebagai upaya kami untuk selalu mengenang dan menghayati jasa beliau sebagai Pahlawan Nasional, dengan selamatan yang sudah yang ketiga kalinya digelar di sini, bahkan tahun lalu teman-teman tetap semangat menggelar kegiatan di tengah gerimis yang turun,” ungkapnya.
Aditya mengatakan, pihaknya sengaja mengajak anggotanya yang merupakan pelajar SMP maupun SMK maupun kuliah, sebagai generasi muda agar tetap menjaga kegiatan-kegiatan sosial, alam, kemasyarakatan seperti ini tetap berlangsung di samping kegiatan keagamaan.
Usai acara tahlil, kegiatan dilanjutkan dengan jamasan simbol burung garuda di Sendang Widodaren. Jamasan atau penyiraman dengan air kembang ini dilakukan bergiliran oleh sebagian peserta selamatan.
”Jamasan ini artinya membersihkan atau menyucikan simbol negara. Selain ungkapan untuk merawat dan memelihara secara simbolis, juga sebagai wujud terima kasih kami kepada para generasi sebelum kami yang tekah berjasa bagi bangsa dan negara,” tandasnya.
Seluruh rangkaian acara diakhiri dengan penanaman tunas kelapa di kawasan hutan yang berada di belakang Sendang Widodaren, dengan harapan agar nantinya tanaman itu bisa tumbuh dan memberikan manfaat ke daerah di sekitarnya.
Juru pelihara Sendang Widodaren Sumber Mata Air Wendit Rupi’atin mengaku senang dapat berpartisipasi dalam kegiatan selamatan ini.
“Agar generasi muda tahu sejarah dan mau ikut menjaga kelestarian sumber air di sini, salah satunya dengan menanam pohon,” tandas wanita yang sudah bertahun-tahun menjaga mata air Wendit bersama Sholeh, suaminya ini.
Pewarta : Nedi Putra AW
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki