BACAMALANG.COM – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak telah meluas pada 18 Provinsi, dan 190 Kabupaten/Kota di Nusantara seiring semakin dekatnya Idul Kurban, maka kiranya butuh percepatan vaksinasi.
Terkait dengan hal ini Presiden RI Joko Widodo meminta dilakukan percepatan vaksinasi baru-baru ini dan menegaskan bahwa pemerintah bertindak cepat mengatasi masalah penyakit mulut dan kuku yang menyerang sejumlah hewan ternak di Tanah Air.
Salah satunya, telah mendatangkan 800 ribu vaksin untuk segera disuntikkan kepada hewan ternak di seluruh Indonesia. “Suntikkan cepat-cepat, cepat, sehingga bisa melindungi sapi-sapi yang lain,” terang Joko Widodo.
Presiden juga menjelaskan bahwa penyakit mulut dan kuku ini dikonfirmasi dapat menyebar dengan cepat. Menurut Presiden, pemerintah telah melakukan upaya lockdown di beberapa daerah di Tanah Air namun belum memberikan hasil yang maksimal.
“Padahal sudah diblok oleh Kementan RI dan Kepolisian tapi nyatanya bergerak cepat dan sekarang sudah 18 provinsi, 190 kabupaten dan kota,” ungkap Presiden.
Sementara itu, sejalan dengan presiden, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin meminta agar pemberian vaksin terhadap hewan ternak agar dipercepat. “Uang yang belum terpakai gunakan dulu untuk pembelian vaksin, ada Rp100 miliar dari Eselon I untuk beli vaksin sementara di PKH ada Rp 80 miliar sudah diputuskan untuk beli vaksin,” ungkap Sudin.
Untuk diketahui sejumlah hewan ternak di Jawa Timur yang terjangkit penyakit mulut dan kuku telah menembus angka ratusan hingga puluhan ribu ekor telah mati. Hal ini menjadi perhatian serius Komisi IV DPR RI yang merupakan salah satu bidang mitra kerjanya.
Untuk memenuhi kebutuhan vaksin terhadap hewan ternak, Sudin mendesak agar kementerian terkait melakukan refocusing anggaran atau menggunakan anggaran yang belum terpakai untuk pembelian vaksin hewan ternak, mengingat hewan ternak yang menjadi korban PMK telah mencapai belasan ribu dan tersebar luas.
“Sementara vaksin belum ada, bantu dengan menyiapkan obat-obatan, antibiotik, vitamin dan disinfektan karena yang belum terkena PMK harus diberi vitamin agar tetap kuat, jangan sampai kena, yang kedua kandang harus disemprot disinfektan. Ini yang paling penting,” ungkapnya.
Dikatakannya, menurut informasi anggaran refocusing Rp100 miliar belum digunakan karena belum ditandatangani oleh Dirjen Anggaran. “Ayo Kita sama-sama bicara dengan Dirjen Anggaran, supaya anggaran ini bisa cepat turun, karena kan memang Kementerian Pertanian terbatas anggarannya,” ujar Sudin.
“Bantu segera vitamin, obat-obatan, disinfektan dan juga vaksin karena kalau tidak ada vaksin sudah tidak mungkin lagi. Harus gerak cepat, tidak boleh nanti atau besok-besok lagi. Bahkan, kemarin Kita minta agar ditambah anggaran untuk penanganan PMK ini karena dikhawatirkan akan menjangkit seluruh Indonesia,” tambahnya.
Menurut Data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur per tanggal 17 Juni 2022, ada 68.155 ekor sapi yang terjangkit penyakit PMK yang tersebar di 36 Kabupaten, ada 238 ekor sapi mati dan 9.883 ekor sapi sembuh (hilang gejala klinis PMK). (*/had)