Serunya Festival Literasi Kampungan 4 TBM Teras Kota Malang, Hadirkan Giat Membaca, Mewarna hingga Permainan Tradisional

Anak-anak serius menyimak kegiatan mendongeng dalam Festival Literasi Kampungan 4, di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Teras Kota Malang, Minggu (12/11/2023). (Nedi Putra AW)

BACAMALANG.COM – Istilah ‘kampungan’ pada umumnya berkonotasi negatif di masyarakat. Meski demikian istilah ini justru digunakan sebagai tajuk sebuah acara untuk anak-anak di sebuah kampung di Kota Malang. Festival Literasi Kampungan 4, demikian nama kegiatan yang dihelat di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Teras Kota Malang, Minggu (12/11/2023).

Festival literasi keempat kalinya yang diikuti belasan anak usia Sekolah Dasar (SD) serta relawan pendamping para mahasiswa Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM) ini menghadirkan sejumlah kegiatan, mulai membaca buku, mendongeng hingga permainan anak-anak seperti egrang, dakon dan puzzle serta pameran fotografi.

Mereka larut dalam suasana yang meriah, meski acara digelar di sebuah TBM yang terletak di sebuah rumah di sudut kampung yang dapat dikatakan tidak terlalu luas di kawasan Jalan Sebuku, Blimbing Kota Malang.

Seperti diungkapkan Muhammad Nafi, seorang siswa kelas II MI Pandean yang merasa senang dapat belajar sekaligus bermain dalam festival kali ini.

“Kalau di rumah saya bermain sama kakak, kalau di sini ketemu banyak teman, bisa mencari kata hewan, menggambar dan mewarnai dan bermain egrang,” ucapnya dengan tegas.

Selain literasi lewat membaca, dan mewarnai, Festival Literasi Kampungan 4 di TBM Teras Kota Malang, Minggu (12/11/2023) juga diisi dengan permainan tradisional, salah satunya bermain egrang. (Nedi Putra AW)

Ia mengaku salah satu yang paling sulit adalah bermain egrang, karena baru pertama kali memakai permainan tradisional tersebut.

Senada dengan Nafi, Rere Raihana Putri juga merasa senang dapat bermain dan belajar di sini.

“Apalagi rumah saya dekat senang lokasi Taman Bacaan ini,” tandas siswa kelas IV SD Bunulrejo II ini.

Sementara perwakilan mahasiswa Labiba Zahir Ulya menambahkan, ia sendiri pada awalnya menganggap istilah kampungan ini sedikit aneh untuk sebuah acara literasi.

“Namun dari diskusi dengan pengelola TBM Teras yakni bapak Mokhamad Rukhan, dijelaskan bahwa kampungan itu unik, karena berangkat dari kegiatan kampungan yang tampaknya sederhana seperti menggambar, mewarnai main dakon maupun main egrang, justru menambah literasi lewat kegiatan bermain yang menyenangkan,” ungkapnya.

Mahasiswa yang biasa disapa Ulya ini menambahkan, kerjasama dirinya bersama 8 mahasiswa dengan TBM ini menjadi lebih bersemangat dengan format yang dijalankan.

“Kegiatan belajar anak-anak jadi tidak monoton, meskipun sederhana tapi bisa menambah literasi, khususnya baca tulis serta mengenalkan kembali permainan tradisional di era digital saat ini,” papar mahasiswa angkatan 2022 ini.

TBM Teras Kota Malang ini dibentuk pada tahun 2015 oleh Mokhamad Rukhan, yang saat ini masih aktif sebagai Pembina Pustakawan Remaja SMKN 4 Kota Malang. Meskipun sederhana, perpustakaan mini di rumahnya ini memiliki sedikitnya 3.000 koleksi buku, baik bacaan anak-anak, sekolah hingga pengetahuan populer.

Pewarta : Nedi Putra AW

Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki