Solidaritas untuk Warga Rempang, Korban Kanjuruhan: Di Mana Keadilan?

Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan minta keadilan dengan Aksi Kamisan. (ist)

BACAMALANG.COM – Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan merasa bernasib sama dengan warga Pulau Rempang karena menjadi korban Gas Air Mata. Hal ini disampaikan saat mereka menggelar aksi di depan Balai Kota Malang, Kamis (14/9/2023).

“Korban Kanjuruhan dan Rempang ini sama, karena gas air mata aparat yang katanya kena angin. Di mana keadilan?,” tegas Perwakilan Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan, Devi Athok.

Lanjut dia, penembakan gas air mata oleh aparat ini sangat membahayakan. Mulai dari Tragedi Kanjuruhan, Dago Elos, hingga Pulau Rempang. “Bisa dilihat kemarin berita yang viral dari Rempang, efek gas air matanya seperti itu,” imbuhnya.

Menurutnya, kepolisian memang tidak pernah mengakui efek buruk gas air mata, sama seperti saksi ahli yang dihadirkan saat Laporan Model B Tragedi Kanjuruhan. “Mereka waktu itu menyatakan jatuhnya korban jiwa (Tragedi Kanjuruhan) karena berdesakan, bukan karena gas air mata,” jelasnya.

Seperti diketahui, konflik di Pulau Rempang ini dipicu oleh penolakan warga setempat terkait proyek Rempang Eco-City sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), yang akan digarap PT Makmur Elok Graha (MEG), anak usaha Grup Artha Graha, kelompok usaha Tomy Winata (TW).

Proyek dengan luas sekitar 17.000 hektare itu rencananya akan menjadi menjadi kawasan ekonomi terintegrasi yang menghubungkan sektor industri, jasa dan komersial, residensial/permukiman, agro-pariwisata, dan pengembangan energi baru dan terbarukan.

Pewarta : Hadi Triswanto
Editor/Publisher : Rahmat Mashudi Prayoga