BACAMALANG.COM – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi di Indonesia mendapat perhatian dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Menurut Menko PMK Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P, wabah ini sangat berdampak, baik langsung maupun tidak langsung kepada peternak, yang rata-rata adalah peternak kecil.
“Hal ini menjadi perhatian di tempat kami karena menyangkut kehidupan manusia dalam hal ini peternaknya, dan kebetulan saja nama penyakitnya, yakni PMK sama dengan singkatan kementerian kami,” ujarnya saat ditemui usai acara pelantikan rektor Universitas Brawijaya di gedung Samantha Krida, Senin (27/6/2022).
Muhadjir memahami keresahan para peternak, karena bayang-bayang kerugian sudah tampak di depan mata. “Saat ini mereka yang semula berbunga-bunga karena ternaknya akan laku dengan harga yang tinggi, khususnya menjelang hari raya Idul Adha atau hari raya kurban sebentar lagi, justru terancam pupus harapannya,” ungkapnya.
Muhadjir mengaku pihaknya terus mengadakan rapat secara lintas sektoral, terutama dalam kaitannya dengan upaya agar wabah PMK ini tidak berdampak luas dalam banyak aspek.
Mantan Mendikbud ini menyebut sedang mengkaji beberapa prioritas perlindungan, diantaranya kemungkinan adanya ganti rugi kepada para peternak akibat kematian ternaknya. “Kami juga mengusahakan ada relaksasi, khususnya bagi peternak yang punya pinjaman untuk investasi ternaknya,” imbuhnya.
Muhadjir berharap penyakit ini tidak sampai menimbulkan kepanikan dan mempenagruhi stabilitas pasar, karena pasar sangat rentan dengan isu-isu yang melibatkan ketidakpastian.
“Kita tangani dengan tangan dan otak dingin, termasuk pengadaan vaksin, dengan kebutuhan untuk herd community sebanyak 70 persen dari 18 juta populasi, atau sekitar 12 juta vaksin,” tegasnya.
Namun Muhadjir belum dapat menyebutkan anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan vaksin tersebut. “Kami belum bicara langsung terkait anggaran, karena itu wewenang menko perekonomian,” tandasnya.
Meski masyarakat diimbau tidak ragu untuk mengkonsumsi produk ternak yang sehat, sebaran kasus PMK di Indonesia masih cukup tinggi. Saat ini PMK telah menyebar ke 19 provinsi dan 218 kota/kabupaten. Berdasarkan data dari situs siagapmk.id, Senin (27/6/2022), terdapat 181.844 kasus PMK. Kasus aktif yang masih tersisa yakni sebanyak 274.837 ekor sakit, dinyatakan sembuh 88.664 ekor, potong bersyarat 2.655 ekor, dan 1.674 ekor dinyatakan mati. (ned)