
BACAMALANG.COM – Salah satu dinamika di dunia siber adalah adanya hacker atau peretas yang membobol sistem kemananan. Namun sebagai bagian dari ilmu komputer, maka serangan ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang positif.
Seperti Tim ‘Apa Adanya’ dari Teknik Informatika Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, yang sukses menjadi Best Attacker Divisi Keamanan Siber pada Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) 2023 tingkat nasional di Universitas Brawijaya.
Dimas Fariski Setyawan Putra, Agil Syahlani Wahab, dan Michael Hendra Nata, tiga mahasiswa S-1 Teknik Informatika ITN Malang dalam tim tersebut, mengungkapkan model lomba tersebut dapat diibaratkan seperti pertarungan di dunia siber.
“Intinya saling menyerang dan bertahan, lewat aplikasi soal yang diberikan, kami diminta membobol sistem aplikasi kami dulu, baru setelah berhasil dilakukan pertahanan keamanan,” jelasnya Dimas Fariski Setyawan Putra, mewakili timnya saat ditemui wartawan di kampus ITN, Senin (25/9/2023).
Dimas menambahkan, Gemastik bidang cyber security keamanan jaringan tersebut diikuti sedikitnya 200 tim dari seluruh Indonesia untuk sesi kualifikasi. Kemudian pada sesi final hanya menyisakan 20 tim, dengan kualifikasi yang dilakukan secara online, dan finalnya berlangsung di UB
“Kami lakukan persiapan sekitar 1 bulan lebih, tiap minggu kita latihan dengan support, dan semangat dari dosen pembimbing hingga fasilitas tempat maupun konsumsi. Tapi ternyata saat final kami berasa tegang juga,” kenangnya.
Dikatakan Dimas, tim ‘Apa Adanya’ merasa sempat sedikit kesulitan karena kurang banyak belajar dan bekal pengalaman kurang. Oleh sebab itu, Dimas dan tim agar berlatih lebih dalam lagi, apalagi Gemastik ini baru pertama kali mereka ikuti. Mahasiswa angkatan 2019 ini mengungkapkan, best attacker, salah satu poin utamanya adalah kecepatan.
“Kami berpacu dengan waktu, setiap 5 menit kita harus menyerang tim lain yang 19 lainnya. Aplikasinya setiap 5 menit di refresh. Kalau tim lain tidak berhasil poinnya mereka kita dapat,” bebernya.
Meski demikian ia dan timmnya merasa bahwa banyak manfaat yang didapat dari lomba ini. Salah satunya mengetahui animo kondisi final, serta dapat mengetahui teknik bagaimana memproteksi serangan di dalam website.
Mereka sempat membuat komunitas baru di ITN bernama Parliament of Night, yang tujuan awalnya untuk belajar menyambut ajang Gemastik, dengan aktivitas belajar cara aware dengan cyber security, cara menyerang, maupun bertahan dalam dunia siber.
Melalui lomba ini pula ia dan rekan-rekannya semakin paham, mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dunia siber.
“Indonesia masih kurang untuk bidang ini, sehingga ke depan kami berharap lebih banyak yang tertarik dengan cyber security serta berharap pula untuk adik tingkat dapat segera bergabung dengan komunitas kami,” tandas pemuda berkacamata ini.
Sementara dosen pembimbing tim, F.X. Ari Wibisono, ST., M.Kom. sangat mengapresiasi kinerja terbaik dari tim bimbingannya ini. Perolehan sebagai best attacker ini tentu saja membanggakan karena membuat ITN semakin diperhitungkan.
“Informatika ITN benar-benar diperhitungkan, sehingga kami akan terus mengupayakan adanya komunitas untuk regenerasi dari tim ini,” ucapnya.
Pada tahun mendatang, dosen di Informatika ini berharap para mahasiswa dapat berpartisipasi tidak hanya keamanan siber tetapi juga bidang informatika yang lain seperti programming misalnya.
Pewarta : Nedi Putra AW
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki