BACAMALANG.COM – Penjurian 50 besar Lomba Kampung Bersinar yang diinisiasi Pemerintah Kota Malang (Pemkot Malang) masih terus berlanjut. Kali ini, tim juri melakukan penilaian di Kampung DX Patmanan (RT 04, 05, 06 dan 07) RW 05 Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kamis (28/10/2021).
Saat melakukan penilaian di kampung yang mengusung tagline “Bersama Kita Bisa” ini, tim juri dari Pemkot Kota Malang didampingi perwakilan warga Kampung DX Patmanam, Babinsa dan Bhabinkamtibmas Dinoyo, Linmas, Lurah Dinoyo, dan Karang Taruna Dinoyo. Adapun indikator penilaian ini antara lain, penghijauan, sanitasi, konservasi air, pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan sampah.
Perwakilan Kampung DX Patmanam yang juga sebagai Koordinator Sanitasi dan Konservasi Air, Muhammad Shodiq mengatakan, pembuatan sanitasi ini agar air dari wilayahnya tersebut tidak langsung terbuang ke sungai.
“Maka itu dibuatkan biopori. Biopori ada dua macam, biopori untuk pupuk dan resapan air. Sumur-sumur yang tidak terpakai, kami manfaatkan sebagai tempat menampung air hujan supaya air tanah terjaga dengan baik dan dapat digunakan untuk anak cucu dan warga, selain untuk mengurangi banjir,” tuturnya.
Kemudian dari Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Sofwan, menjelaskan terkait konsep lumbung pangan untuk warga terdampak covid. “Lumbung pangan ini ada beberapa support dari luar, melihat dari itu kita tidak bisa bergantung dan kita harus punya kemandirian,” tegas Sofwan.
Harapannya, kedepan ia ingin mengembangkan komoditas pangan yang ada di area perkotaan yang terbatas ini. “Jadi impactnya kita dapat mengelola lahan yang sempit dikelola jadi ada nilai tambah disitu. Dan disini sudah melewati siklus tanam panen tanam panen,” pungkasnya.
Hadi Mustofa, sebagai Pelaksana dan Motor Penggerak Kampung DX Patmanan menambahkan, beberapa produk-produk yang berhasil dihasilkan warga antara lain pot serabut, kerajinan tangan dari barang bekas, pupuk cair, bata foam untuk penutup biopori, sumur resapan, tanaman hidroponik, kolam pemancingan dan sumur penampung air hujan. “Harapannya kalau kita maju di 15 besar, tetap kita lakukan penghijauan dan inovasi baru lagi dari kita,” pungkasnya.
Lurah Dinoyo, Dwi Hermawan Purnomo juga menerangkan bahwa produk-produk olahan dari RW 05 masih tetap berjalan dalam masa pandemi, dimana warga-warga berusaha untuk tetap eksis dan berkarya untuk berguna dan peduli tetangga.
“Kita sesama warga disini ikut peduli dan saling berbagi, sampai hari ini RW 05 tetap survive di masa pandemi. Produk-produk disini juga sudah bisa dijual dan juga dinikmati oleh warga sendiri,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Tim Juri Kampung Bersinar, Wasto, menilai bahwa spirit dan semangat lomba ini intinya pada menumbuhkan kesadaran, menumbuhkan kebutuhan akan pengelolaan lingkungan secara terus menerus, secara serentak dan bersama-sama.
“Tagline kampung RW 05 disini sangat luar biasa, yakni Bersama Kita Bisa. Jangan sampai kita ini tidak ikut berkontribusi untuk lingkungan,” terangnya Bapak Wasto.
Lanjutnya, mengenai pemberdayaan masyarakat hingga interaksi sosial ini harus betul-betul dikendalikan dan dijaga, yaitu merawat bersama dan kerja bakti bersama seluruh warga.
“Space tanaman-tanaman disini juga sudah bagus dan lebat. Nah, ini menurut saya tinggal meratakan semuanya, betapa indahnya untuk pandangan dan oksigen yang ada di lingkungan RW. 05 ini,” jelas Wasto. (why/red)