Vokasi UMM Siapkan Mahasiswa Baru Menjadi Tenaga Kerja Bersertifikasi

Direktur Vokasi UMM Assoc Prof Dr Tulus Winarsunu MSi, bersama para pejabat di vokasi, saat bukaan pesmaba vokasi di GBK IV UMM (Rohim Alfarizi)

BACAMALANG.COM – Program vokasi adalah program pada jenjang pendidikan tinggi yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga yang dapat menerapkan keahlian dan keterampilan di bidangnya, siap kerja dan mampu bersaing secara global.

Universitas Muhammadiyah Malang, salah satu perguruan tinggi swasta di Malang yang siap melahirkan lulusannya menjadi tenaga siap kerja tersebut. Pada tahun akademik 2023-2024 ini, ratusan maba diterima di Vokasi UMM.

Ratusan mahasiswa baru tersebut mengikuti program pengenalan mahasiswa baru (Pesmaba) selama 3 hari di GKB (gedung kuliah bersama) IV aula lantai 4. Mereka diajak untuk mengenali dunia Vokasi UMM, seperti model pembelajaran dan pelatihan bahkan visi misi pendidikan vokasi.

Direktur Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Vokasi UMM Assoc Prof Dr Tulus Winarsunu MSi menjelaskan, model pembelajaran vokasi dengan akademisi itu berbeda karena sengaja didesain berbeda. 

“Evaluasi pelaksanaan pendidikan akademik itu disiapkan untuk menjadi akademisi, peneliti dengan melanjutkan studi. Sementara vokasi model pembelajarannya lebih banyak di industri,” ujar Tulus, Kamis (14/9/2023).

Langkah ini sejalan dengan kebutuhan negara sekarang. Yakni, lebih membutuhkan banyak tenaga terampil. Sehingga lulusan vokasi mampu menjawab kebutuhan pasar tersebut. Bahkan tidak hanya di skala nasional tetapi juga internasional.

Pemateri pada pesmaba vokasi UMM menerima sertifikat dari salah satu ketua prodi vokasi Umm. (Rohim Alfarizi)

”Apa yang dilakukan vokasi harus berbeda. Lulusan vokasi harus terampil dan mandiri. Kami mendesain cara belajarnya terlibat langsung dengan dudi (dunia industri) sesuai kebutuhan masing-masing prodi (program studi),” jelasnya.

Tulus menegaskan, mahasiswa lebih banyak belajar di perusahaan-perusahaan sehingga tangan mereka langsung merasakan. Kalau di akademisi pola pembelajarannya lebih banyak di kelas.

“Pengalamannya akan berbeda lho. Kalau di vokasi istilahnya autentic learning. Belajar aslinya, belajar yang sungguh-sungguh, contohnya kalau belajar sepeda ya harus ada sepedanya. Teorinya itu diperoleh setelah mereka praktik,” terangnya.

Ke depan, akan lebih banyak membantu pemerintah dengan melahirkan talenta-talenta muda, menjadi penggerak ekonomi bangsa dari berbagai bidang keahlian.

”Perusahaan inginnya cepat, maka kita harusnya lebih cepat larinya. Termasuk kurikulumnya harus menyesuaikan dengan kemauan perusahaan. Istilahnya, demand driven. Apa sih kebutuhannya, keterampilan apa yang dibutuhkan. Mengasah keterampilan, kami juga melibatkan para praktisi untuk mengajar,” ungkap mantan Dekan Fakultas Psikologi UMM tersebut.

Tidak heran jika nantinya, para mahasiswa Vokasi UMM akan lebih banyak menghabiskan waktu di luar kelas daripada di dalam kelas. Karena mereka akan lebih banyak bersentuhan langsung dengan dunia kerja dan perangkatnya sesuai jurusan yang dipilih.

Tulus menambahkan, mahasiswa yang masuk vokasi itu pola pikirnya sudah terbentuk.

“Pertama, mahasiswa ini sudah tahu dirinya itu siapa. Mereka sudah paham untuk mengedepankan keterampilannya. Sudah cocok dengan passionnya atau model pembelajarannya yang kami terapkan. Kedua, setiap keahlian yang mereka miliki kami menerapkan standar sertifikasi. Setiap tahunnya ada sertifikasi yang dikeluarkan oleh asosiasi atau profesi untuk mahasiswa sebelum lulus,” imbuhnya.

Sementara itu, dalam rangkaian Pesmaba Vokasi UMM menghadirkan beberapa pemateri. Dirangkai dalam kegiatan bertema kuliah tamu, salah satu pemateri yang dihadirkan adalah Soni Andriawan, dari UMM. Dia memberikan materi terkait PKM (program kreativitas mahasiswa).
Pada kesempatan tersebut Soni mengajak, mahasiswa baru agar tidak hanya sibuk dengan tugas kuliah tapi juga aktif di bidang lainnya. Karena keahlian lain ini justru akan menjadi penunjang mereka di masa depan.

“Semakin lulusan memiliki banyak skill, akan semakin dicari dunia kerja. Anda (mahasiswa baru) nanti tidak perlu mencari kerja. Karena panggilan kerja akan datang sendiri,” terang Soni.

Dengan memiliki banyak keahlian, lulusan vokasi juga membuka kesempatan menciptakan lapangan kerja. Ini sejalan dengan gol yang disiapkan vokasi. Lulusan dirancang terampil. Sehingga bisa hidup mandiri. Baik saat menjadi tenaga kerja atau menciptakan kesempatan kerja bagi orang lain.

Terkait dengan PKM, Soni membeberkan kepada mahasiswa baru. Ada banyak riset yang dibiayai kampus, di antaranya PKM riset eksakta (RE), PKM riset sosial humaniora (RSH) dan PKM pengabdian masyarakat (PM).

”Kami mendorong maba agar mengasah kemampuan di bidang riset. Secara teknis kami akan mengajarinya,” jelas Soni.

Kesempatan melakukan riset dan mendapatkan biaya kampus merata di semua prodi. Seperti halnya di vokasi yang memiliki 5 prodi. Yakni, D3 Perbankan dan Keuangan, D3 Teknologi Elektronika, D3 Keperawatan, D4 Bisnis Properti dan D4 Agribisnis Unggas.

Pewarta : Rohim Alfarizi
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki