Berhasil Raih Gelar Doktor FK UB, Bobi Prabowo Bikin Riset HSN sebagai Pencegah COVID-19 - BACAMALANG.COM

Menu

Mode Gelap
Fapet UB Kembangkan LENTERA, Sistem Modernisasi Peternakan Ayam Berbasis AI dan IoT untuk Segmentasi Peternak Kecil Kolaborasi SDN Sumbersuko dan Kepolisian, Gelar Sosialisasi Hadapi Bullying dan Bijak Media Sosial Jalin Kolaborasi dengan Thailand dan Kamboja, Universitas Ma Chung Gelar International Summer Camp Encounter 2025 Kenalkan Profesi Pedagang, Pos KB/PAUD Anak Cerdas Ceria Belanja ke Pasar Oro-oro Dowo The Bagong Adventure Museum Tubuh Terima Penghargaan Museum dengan Koleksi Replika Organ Tubuh Manusia Terbesar oleh MURI

MALANG RAYA · 28 Jul 2025 13:59 WIB ·

Berhasil Raih Gelar Doktor FK UB, Bobi Prabowo Bikin Riset HSN sebagai Pencegah COVID-19


 Bobi Prabowo berhasil meraih gelar doktor di Program Studi Ilmu Kedokteran FK UB melalui riset HSN sebagai pencegah Covid-19. (ist) Perbesar

Bobi Prabowo berhasil meraih gelar doktor di Program Studi Ilmu Kedokteran FK UB melalui riset HSN sebagai pencegah Covid-19. (ist)

BACAMALANG.COM – dr Bobi Prabowo, Sp.Em, KEC, M.Biomed, FICEP, berhasil meraih gelar doktoral di Program Studi Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) Malang.

Penelitian program doktoral ini diselesaikan Bobi selama ia masih bertugas menjadi Plt. Direktur RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.

Gelar doktor didapatkan Bobi setelah ia mempertahankan disertasi di hadapan tim promotor dan penguji beranggotakan 6 (enam) orang pada, Jumat (25/7/2025).

Adapun tim penguji diketuai Prof. Dr. dr. Sumarno, DMM, Sp.MK (K), dari Departemen Mikrobiologi Klinik FK UB. Judul penelitian disertasi Bobi sendiri adalah ‘Efek Pemberian HSN (Honey, Saussurea Costus, Nigella Sativa) sebagai Imunomudulator Dalam Meningkatkan Respon Imun Seluler, Humoral dan Sitokin Pada Penerima Vaksinasi COVID-19 serta Menghambat Pertumbuhan Virus’.

Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan, bahwa madu, Saussurea costus dan Nigella sativa berperan sebagai imunomodulator yang dapat menginduksi respon imun seluler, humoral dan sitokin, serta membantu dalam netralisasi virus SARS-Cov 2 melalui uji sitopatik efek (CPE).

Dari penelitian ini, Bobi menemukan potensi pemberian HSN untuk digunakan sebagai imunomodulator dalam meningkatkan respon imun seluler, humoral, dan sitokin. Khususnya, bagi seseorang yang telah menerima vaksinasi lengkap Covid-19. Pemberian HSN pada subyek post vaksinasi Covid-19 dapat meningkatkan, antibodi IgG serum dan, sIgA serta Bata Defensin saliva, yang berefek mematikan SarCov-2 pada kultur sel Vero E6.

Prof. Dr. dr. Sumarno mengungkapkan, bahwa penelitian tersebut telah menghasilkan novelty atau keterbaruan pada ilmu kesehatan dan bidang teknologi kesehatan. Dijelaskan, novelty penelitian efek HSN oleh Bobi telah memenuhi dua aspek, baik teoritik maupun hasilnya. Dimana, belum pernah ada penelitian yang dilakukan peneliti lain.

Kebaruan pada hasil penelitiannya, kata Prof. Sumarmo, adalah temuan bahwa HSN telah menghasilkan daya atau reaksi tanggap kebal terhadap virus SarCov-2. Reaksinya, bisa meningkatkan daya kebal tubuh baik dalam sel maupun seluler. Dalam kurun waktu tertentu, formulasi HSN bahkan bisa mematikan atau membunuh virus infeksi paru-paru pada manusia.

Untuk membuktikan adanya efek HSN selama penelitian yang dilakukan, peneliti sudah menerapkan pada 40 orang subyek penelitian.

“Lama penelitiannya sudah empat tahun, kepada 40 subyek penelitian yang sudah pernah vaksinasi lengkap (vaksin Covid-19, red),” ujar Sumarno.

Tak hanya itu, hasil penelitian efek HSN Bobi Prabowo ini penting bagi dunia kesehatan, terutama pengobatan infeksi paru-paru. Penelitian sudah dimasukkan jurnal internasional Scopus Q 1-2 dan sudah dipublikasi. Ke depan, hasil penelitian tersebut memenuhi syarat mendapatkan sertifikasi hak paten, yakni Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).

Disinggung latar belakang keilmuan dan profesional Bobi Prabowo di bidang kedaruratan (emergensi) medis, Prof. Sumarno menyampaikan, bahwa ilmu kesehatan cakupannya sangat luas dan tidak ada batasannya. Terlebih, infeksi akut pada faring atau paru-paru, termasuk kondisi darurat jika penderitanya mengalami terus-menerus dan semakin parah.

Prof Sumarno menambahkan, sudah ada bukti klinis sebelumnya pada penggunaan madu dan jinten (Nigela sativa) untuk mengobati masalah kesehatan.

“Akan tetapi, intinya ada penggunaan dosis yang bisa langsung mematikan virus, juga ada yang secara tidak langsung dengan menguatkan imunitas tubuh manusia dari virus. Nah, efek HSN hasil penelitian tersebut yang bisa membantu ketahanan tubuh dari virus (SarCov-2). Apalagi baru saja ada lonjakan kasus Covid-19 varian baru Nimbus NB 1.8.1,” tandasnya.

Pewarta : Dhimas Fikri
Editor/Publisher : Rahmat Mashudi Prayoga

Artikel ini telah dibaca 30 kali

badge-check

Publisher

Komentar ditutup.

Baca Lainnya

Pesona Daun dan Warna: Tim Psikologi UB Gelar Pelatihan Ecoprint Ramah Lingkungan Bersama Fatayat NU Landungsari

17 September 2025 - 11:32 WIB

Lansia Hilang di Donomulyo Ditemukan Meninggal di Kebun Tebu

17 September 2025 - 09:56 WIB

Pencurian Terjadi di Dampit, Pelaku Tinggalkan Motor di Lokasi: Kerugian Capai Rp50 Juta

17 September 2025 - 09:54 WIB

Masalah Ekonomi Picu KDRT, Dinsos Kota Malang Catat 53 Kasus Selama 2025

17 September 2025 - 08:13 WIB

Tangkal Provokasi dari Lingkungan Terkecil, Polresta Malang Kota Maksimalkan Peran Polisi RW

16 September 2025 - 13:41 WIB

Tumbuhkan Kesadaran Berlalu-lintas, Satlantas Polres Malang Bagikan Ratusan Sembako

16 September 2025 - 11:05 WIB

Trending di MALANG RAYA

©Hak Cipta Dilindungi !