Andalkan Bordir Secara Manual, Didi Tukang Kebaya Rangkul Pekerja di Tasikmalaya - BACAMALANG.COM

Menu

Mode Gelap
Fapet UB Kembangkan LENTERA, Sistem Modernisasi Peternakan Ayam Berbasis AI dan IoT untuk Segmentasi Peternak Kecil Kolaborasi SDN Sumbersuko dan Kepolisian, Gelar Sosialisasi Hadapi Bullying dan Bijak Media Sosial Jalin Kolaborasi dengan Thailand dan Kamboja, Universitas Ma Chung Gelar International Summer Camp Encounter 2025 Kenalkan Profesi Pedagang, Pos KB/PAUD Anak Cerdas Ceria Belanja ke Pasar Oro-oro Dowo The Bagong Adventure Museum Tubuh Terima Penghargaan Museum dengan Koleksi Replika Organ Tubuh Manusia Terbesar oleh MURI

EKOBIZ · 8 Mei 2023 14:31 WIB ·

Andalkan Bordir Secara Manual, Didi Tukang Kebaya Rangkul Pekerja di Tasikmalaya


 Seorang ibu pekerja di Tasikmalaya saat menggarap bordir kebaya dari Didi Tukang Kebaya, belum lama ini. (Istimewa) Perbesar

Seorang ibu pekerja di Tasikmalaya saat menggarap bordir kebaya dari Didi Tukang Kebaya, belum lama ini. (Istimewa)

BACAMALANG.COM – Perkembangan di dunia fashion menuntut para desainer untuk lebih up-to date agar tidak ketinggalan zaman. Meski demikian masih banyak yang tetap mempertahankan model klasik maupun yang mencoba memadukannya dengan mode yang sedang trend.

Salah satu produsen yang eksis bergerak di bidang fashion khususnya kebaya adalah Didi Tukang Kebaya. Selama hampir 12 tahun berkiprah, Didi Tukang Kebaya menjadi salah satu merek kebaya yang hingga sekarang masih dijual secara online lewat media sosial, yakni di Instagram (IG) dan WhatsApp atau WA.

Pengelola dan admin akun Didi Tukang Kebaya, Anita Rachmad menuturkan, produknya selama ini mengandalkan kebaya bordir jenis komputer dan manual.

“Khusus bordir manual, kami merangkul pekerja atau tukang bordir di wilayah pedesaan di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat,” ungkapnya Senin (8/5/2023).

Anita menambahkan, para pekerja tersebut mengerjakan bordirannya di rumah masing masing-masing. Mereka punya mesin bordir sendiri, kainnya dibawa pulang, lalu dibordir di rumah mereka.

“Karena dikerjakan dengan tenaga manusia atau manual, sehingga pengerjaan lebih lama dari bordir komputer. Bila bordir komputer bisa selesai dalam jangka waktu sekitar dua minggu, maka dengan bordir manual bisa mencapai empat mingguan,” tukasnya.

Konsekuensinya, lanjut dia, secara manual hanya sekitar 6-7 kebaya yang bisa diselesaikan, sementara lewat bordir komputer, sekali bikin bisa mengerjakan lusinan kebaya.

“Kami juga menjual kebaya jenis bordir komputer, meski andalan produk kami tetap jenis bordir yang manual,” tegas wanita penggemar kuliner ini.

Diterangkan Anita, model yang menjadi andalan Didi Tukang Kebaya adalah kebaya yang diberi nama antul, yakni kebaya berbentuk A line yang longgar. Ada pula model klasik yaitu kebaya encim, serta model kebaya panjang selutut.

Meski demikian dia mengatakan, bahwa pihaknya belum ada rencana penjualan kebaya ini secara offline atau mendirikan semacam toko/butik.

“Kami saat ini masih fokus pada penjualan secara online, karena bisa menjangkau pasar lebih luas hingga mancanegara,” tandasnya.

Pewarta : Nedi Putra AW
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki

Artikel ini telah dibaca 521 kali

badge-check

Publisher

Komentar ditutup.

Baca Lainnya

Rayakan Anniversary ke-4, Hotel Grand Mercure Malang Mirama Angkat Tema “Harmoni dalam Perpaduan Budaya”

10 Oktober 2025 - 19:45 WIB

OJK Malang Hadirkan Piyu Padi dalam “Financial Literacy For Youth” di UB, Ajak Anak Muda Paham dan Aktif Berinvestasi

6 Oktober 2025 - 12:31 WIB

Lomba Antar SMK Meriahkan Anniversary ke-12 Hotel The 101 Malang OJ

21 September 2025 - 16:25 WIB

Selecta Raih Penghargaan Venue Loncat Indah Porprov IX Jatim 2025, Wisata Meningkat 30 Persen

21 September 2025 - 16:13 WIB

Kolaborasi iLitterless, Institut Teknologi dan Bisnis ASIA Malang dan BEI, Gelar Talk Show Ekonomi Sirkular Sekaligus Luncurkan Mesin MOBI-RS 2.0

11 September 2025 - 06:00 WIB

Pandawa Nasi Bungkus, Warisan Kuliner Indonesia yang Menaklukkan Lidah Sydney

8 September 2025 - 09:55 WIB

Trending di EKOBIZ

©Hak Cipta Dilindungi !