BACAMALANG.COM – Dalam upaya memperkuat ketahanan nasional terhadap ancaman radikalisme dan terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Pelatihan Tiga Pilar di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta Lurah/Kepala Desa dalam melakukan deteksi dini dan pencegahan penyebaran paham radikal di lingkungan masyarakat.
Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT, Brigjen Pol. Wawan Ridwan, menegaskan bahwa tiga pilar pemerintahan merupakan garda terdepan yang paling memahami dinamika sosial di tingkat kelurahan dan desa. “Mereka harus diperkuat agar mampu mendeteksi dan mencegah potensi radikalisme di wilayah masing-masing,” ujarnya saat menutup pelatihan yang berlangsung pada 9–11 September.
Ia menambahkan, pelatihan ini diharapkan mampu membekali aparatur pemerintahan dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengidentifikasi potensi ideologi kekerasan sejak dini. “Tujuan akhirnya adalah mencegah penyebaran dan aksi terorisme sebelum terjadi,” tutupnya.
Senada dengan itu, Dr. H. Sholehuddin, M.Pd., Dosen FIP Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Direktur Pusat Kajian Moderasi Beragama, menekankan pentingnya peran empat unsur—Lurah/Kepala Desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan penyuluh agama—dalam membangun kewaspadaan kolektif. “Keempatnya hidup bersama masyarakat, sehingga mereka harus memahami apa itu radikalisme dan bagaimana mengenali potensi penyebarannya,” jelasnya.
Pelatihan ini mendapat sambutan positif dari peserta. Lurah Jempong Baru, Fika Wulan Hartati, mengaku pelatihan membuka wawasannya tentang ancaman terorisme. “Selama ini belum pernah ada pelatihan seperti ini. Saya jadi lebih paham secara detail,” ungkapnya.
Selain memperluas pengetahuan, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi antar aparatur lintas wilayah. “Kami bisa bertukar informasi dan mengetahui perkembangan dari daerah lain,” tambahnya.
Lurah Penatoi, Haerurahman, juga menekankan pentingnya kolaborasi antar unsur tiga pilar dalam melakukan pencegahan dini. “Deteksi awal sangat penting agar potensi radikalisme bisa dicegah sebelum berkembang,” tegasnya.
Pewarta: Rohim Alfarizi
Editor: Rahmat Mashudi Prayoga