BACAMALANG.COM – Eko Prastyo, SE, pria kelahiran Malang, memulai perjalanan hidupnya dari titik nol. Lulus dari SMKN 4 Malang pada 2005, ia menjalani berbagai pekerjaan serabutan—pengamen, tukang tambal ban, tukang cuci motor, hingga membuka usaha percetakan. Tahun 2007, ia menjadi honorer di Poltekkes RS dr. Soepraoen dan nekat kuliah sambil bekerja dengan modal pinjaman koperasi.
Tahun 2012, setelah menikah, kondisi ekonomi menurun drastis. Untuk membeli susu dan popok anak, Eko terpaksa mengumpulkan dan menjual sampah kertas. Kuliahnya sempat terhambat dan hampir kena DO, namun berkat tekad dan dorongan dari kampus, ia menyelesaikan skripsi dalam enam bulan dan lulus di masa Studi paling akhir.
Meski gagal dalam beberapa seleksi CPNS dan terdampak pandemi, titik balik datang di tahun 2020. Setelah kelahiran anak kedua, ijazah S1 nya diterima pihak ITSK Soepraoen dan ia dipercaya menjadi Plt. Kepala Biro Akademik di ITSK Soepraoen, lalu diangkat menjadi Kepala Biro setahun kemudian.
Kesuksesan terus mengalir. Ia menerima hadiah mobil idaman dari sahabatnya, dipercaya menjadi Ketua RT dan Ketua Koperasi Taksa Sujati Utama, serta berhasil mendapatkan sertifikasi halal dan izin usaha untuk bisnis telur asin miliknya. Tahun 2024, ia mendapat fasilitas kuliah S2 dan kini menempuh semester 3.
“Saya pernah mulung buat beli susu anak, sekarang dipercaya pimpin biro akademik dan koperasi. Semua karena kepercayaan dan doa. Slow but sure, nothing impossible,” ujar Eko.
Suami dari Wiwik Widayati serta ayah dari 2 anak ini, kini terus berjuang menafkahi keluarga dengan usaha distributor telur asin
dan konveksi. Semoga usaha terus maju dan kisah ini memotivasi dan menginspirasi pembaca sekalian.
Pewarta: Hadi Triswanto
Editor: Rahmat Mashudi Prayoga