Lansia Sebatang Kara di Kepanjen Butuh Uluran Tangan - BACAMALANG.COM

Menu

Mode Gelap
Fapet UB Kembangkan LENTERA, Sistem Modernisasi Peternakan Ayam Berbasis AI dan IoT untuk Segmentasi Peternak Kecil Kolaborasi SDN Sumbersuko dan Kepolisian, Gelar Sosialisasi Hadapi Bullying dan Bijak Media Sosial Jalin Kolaborasi dengan Thailand dan Kamboja, Universitas Ma Chung Gelar International Summer Camp Encounter 2025 Kenalkan Profesi Pedagang, Pos KB/PAUD Anak Cerdas Ceria Belanja ke Pasar Oro-oro Dowo The Bagong Adventure Museum Tubuh Terima Penghargaan Museum dengan Koleksi Replika Organ Tubuh Manusia Terbesar oleh MURI

MALANG RAYA · 28 Sep 2025 19:29 WIB ·

Lansia Sebatang Kara di Kepanjen Butuh Uluran Tangan


 Widiawati, lansia sebatang kara kondisinya memprihatinkan butuh uluran tangan.(Huda for Baca Malang). Perbesar

Widiawati, lansia sebatang kara kondisinya memprihatinkan butuh uluran tangan.(Huda for Baca Malang).

BACAMALANG.COM – Widiawati, seorang lansia asal Desa Kacuk, Kabupaten Malang, kini hidup sebatang kara di wilayah Kepanjen. Kondisinya sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian dari masyarakat.

Dulu, Widiawati merantau ke Batam bersama suaminya. Namun, setelah beberapa waktu menetap di sana, sang suami meninggal dunia. Ia pun kembali ke Malang, meski tanpa sanak saudara yang bisa menampungnya. Di Kepanjen, ia bekerja serabutan ikut orang selama masih sehat.

Nasib tragis kembali menimpanya saat anak semata wayangnya yang masih duduk di bangku SMA meninggal dunia akibat kanker darah. Sejak saat itu, Widiawati benar-benar hidup sendiri tanpa keluarga.

Kini, di usia senja, ia mengalami berbagai gangguan kesehatan. Ia menderita diabetes akut dan gangguan penglihatan yang membuatnya tidak lagi mampu bekerja. Tempat tinggalnya pun tidak tetap, berpindah-pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain.

“Sekarang posisi sakit-sakitan, sudah tidak bisa kerja. Penglihatannya sudah kabur, diabet tinggi,” ujar M Huda, warga Kepanjen yang selama ini membantu menyalurkan donasi untuk Widiawati.

Biaya hidup Widiawati saat ini sepenuhnya bergantung pada donasi dari para dermawan. Huda berharap ada lebih banyak pihak yang tergerak untuk membantu, baik secara langsung maupun melalui lembaga sosial seperti yayasan atau panti jompo.

“Menowo enek (barangkali ada) hamba Allah sing donasi,” harap Huda.

Kisah Widiawati menjadi pengingat bahwa masih banyak lansia di sekitar kita yang hidup dalam keterbatasan dan kesepian. Uluran tangan dari masyarakat bisa menjadi harapan bagi mereka yang nyaris tak memiliki siapa-siapa.

Pewarta: Hadi Triswanto
Editor: Rahmat Mashudi Prayoga

Artikel ini telah dibaca 29 kali

badge-check

Publisher

Komentar ditutup.

Baca Lainnya

Tiga Tahun Tragedi Kanjuruhan, Curvasud Arema Ketuk Pintu Langit Lewat Doa Bersama dan Santunan Anak Yatim

1 Oktober 2025 - 00:13 WIB

Pemilik Sah Merek Pioneer CNC Indonesia Jadi Saksi di PN Kepanjen, Kecewa Pertanyaan Tak Relevan

29 September 2025 - 16:30 WIB

Panen Raya Jagung Polresta Malang Kota Dorong Swasembada Pangan Nasional

29 September 2025 - 14:12 WIB

Ditinggal Antar Pesanan Sebentar, Motor Penjual Es Krim Digondol Maling di Lapangan Lawang

29 September 2025 - 13:45 WIB

Polisi Bekuk Pencuri HP di Singosari

29 September 2025 - 09:32 WIB

Angin Kencang Terjang Dua Desa di Kabupaten Malang, Puluhan Rumah Rusak

29 September 2025 - 09:30 WIB

Trending di MALANG RAYA

©Hak Cipta Dilindungi !