BACAMALANG.COM – Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menuai sorotan perihal videonya saat melontarkan kata ‘Ndasmu Etik’ dalam Rakornas Partai Gerindra beberapa waktu lalu.
Video itupun menjadi viral di jagat maya. Penilaian juga muncul dari sejumlah kalangan soal video tersebut.
Salah satunya dari Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, Abdul Qodir. Caleg DPRD Kabupaten Malang nomor urut 1 Dapil 5 (Wagir, Dau, Karangploso, Pujon, Ngantang, Kasembon) dari PDI Perjuangan ini berpendapat bahwa seorang pemimpin ataupun calon pemimpin seharusnya berperan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Menurutnya, kata-kata ‘Ndasmu Etik’ yang dilontarkan Prabowo sama sekali tidak mencerminkan etika dari seorang pemimpin.
“Pemimpin harusnya mengajari rakyat tentang pentingnya menjaga etika. Jika Pemimpin mengabaikan etika, maka jangan salahkan rakyat, apabila rakyat tidak menaruh hormat kepadanya,” kata Abdul Qodir, Selasa (19/12/2023).
Ditambahkan Abdul Qodir, setiap warga negara boleh bermimpi menjadi Presiden, asal dalam mewujudkan mimpinya dilakukan dengan tidak mengesampingkan etika.
“Misalnya saja tidak menabrak konstitusi, intimidatif dengan melibatkan instrumen kekuasaan negara, membeli suara dan lain sebagainya,” tegas Abdul Qodir.
Lebih jauh, Abdul Qodir bilang, dalam memperebutkan kekuasaan, rakyat harus tetap mendapatkan pendidikan politik dengan muatan kaidah-kaidah sosial. Sehingga, menurutnya, ketika terpilih, kepemimpinan itu akan menjadi kuat, tidak terjadi distrust atau ketidakpercayaan, juga disobedience atau pembangkangan yang mengarah pada disintegrasi.
“Ingat, rakyat sudah cerdas, ungkapan ‘Ndasmu Etik’ yang dilontarkan Pak Prabowo, sebagaimana video yang beredar, sudah masuk wilayah tafsir. Dan tidak bisa menyalahkan rakyat apabila ditafsirkan bahwa bagi Pak Prabowo kekuasaan adalah segalanya, dan dalam mendapatkannya boleh saja mengesampingkan etik, dan itu sangat kami sesalkan,” Abdul Qodir mengakhiri.
Pewarta : Dhimas Fikri
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki