BACAMALANG.COM – Menyusul kesuksesan Kampung Warna-Warni Jodipan (KWJ) di Kelurahan Jodipan, Kota Malang, kini Dosen Ilmu Komunikasi UMM, Novin Farid Styo Wibowo, M.Si dan Rahadi, M.Si bersinergi dengan Pertamina Fuel Terminal Malang merilis Kampung tematik Aloevera.
“Sebelumnya, di tahun 2018, Kita pernah melakukan riset sosial mapping tentang sosial-ekonomi masyarakat di Ciptomulyo. Dari hasil riset itu kemudian dilihat potensinya. Nah, salah satu potensinya adalah aloevera yang bisa dikembangkan,” kata Novin Farid Styo Wibowo, M.Si Jumat (5/6).
Sebelumnya, Kampung tematik (KWJ) viral inisiasi mahasiswa pratikum Public Relations Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang ini, namanya sudah melenggang ke nasional bahkan ke mancanegara.
Menyusul kemudian Kampung Hijau “Tempenosaurus” di Kota Batu yang turut menambah daftar kesuksesan UMM mendampingi suatu wilayah mengembangkan potensinya berbasis potensi lokal.
Terbaru, destinasi Kampung Tematik yang diberi nama Kampung Aloevera di Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Berbeda dengan kampung yang ada sebelumnya, Kampung Aloevera mengusung potensi di Kelurahan Ciptomulyo, Kota Malang yakni lidah buaya atau aloevera.
Di dalamnya, akan banyak menyuguhkan produk-produk olahan makanan ataupun minuman khas berbahan dasar lidah buaya. Selain itu akan ditambahkan ikon-ikon wisata bertema aloevera.
Program ini diinisiasi oleh Pertamina Fuel Terminal Malang melalui program CSR bekerja sama dengan dosen Ilmu Komunikasi UMM, Novin Farid Styo Wibowo, M.Si dan Rahadi, M.Si sebagai pendamping program.
Untuk menyongsong segala aktivitas produksi di wilayah tersebut, Pertamina Fuel Terminal Malang memberikan bantuan alat produksi.
Alat ini berupa mesin oven dan juga peralatan pendukung peningkatan produksi usaha makanan dan minuman khas aloevera.
Fuel Terminal Manager Pertamina Malang, Ahmad Zaeni mengatakan bantuan peralatan produksi ini diharapkan mampu menunjang warga di wilayah tersebut dalam memproduksi makanan dan minuman secara optimal.
“Harapannya dengan bantuan peralatan produksi ini dapat digunakan sebagai trigger yang mendorong tumbuhnya kelompok masyarakat produktif dan mampu mandiri menghadapi situasi tak menentu selama dan pasca Covid-19,” terang Ahmad Zaeni.
Dalam pemberian bantuan alat produksi yang dilaksanakan Kamis (4/6) kemarin, juga berlangsung pelatihan produksi, rebranding produk, dan pemasaran online kepada warga di wilayah tersebut untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk.
Sementara itu, Lurah Ciptomulyo Hari Dwi Yunianto mengatakan adanya bantuan tersebut mampu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah Kelurahan Ciptomulyo.
Di masa pandemi Covid-19, warga yang menjalankan produksi juga dilengkapi dengan peralatan protokol kesehatan.
Seperti, penggunaan masker, face shield, hingga sarung tangan. “Hal itu sebagai bentuk agar semua produk baik makanan dan minuman yang dihasilkan aman serta higienis,” ungkap Hari Dwi.
Dalam waktu dekat, pihaknya juga menyiapkan program lain yaitu pelatihan urban farming di lahan sempit untuk tanaman aloevera dan obat.
Kemudian, berlanjut dengan program lomba antar RW untuk Pengolahan Taman Sentra dengan tema Aloevera untuk menciptakan ikon Kelurahan Ciptomulyo sebagai Kampung Aloevera.
Tak hanya itu, dalam rangka mendukung program Kampung Tangguh di Kota Malang, Pertamina bersama UMM juga melakukan Pelatihan Relawan Gugus Tugas Covid-19. (hum/had)