Perjalanan Bisnis Alfamart yang Semakin Moncer

Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Venus Kusumawardana SE MM. (ist)

Oleh: Venus Kusumawardana SE MM

Alfamart, atau PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, adalah perusahaan ritel terkemuka di Indonesia yang mengoperasikan jaringan minimarket.

Ini adalah salah satu rantai ritel terbesar dan terpopuler di negara Indonesia.

Alfamart didirikan oleh Djoko Susanto pada tahun 1989 dan sejak itu mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Ini berfokus pada memberikan kemudahan kepada pelanggan dengan menawarkan berbagai macam produk, termasuk bahan makanan, makanan ringan, minuman, barang perawatan pribadi, kebutuhan rumah tangga, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

Toko-toko tersebut berlokasi strategis di daerah perkotaan dan pinggiran kota, membuatnya mudah diakses oleh pelanggan.

Model bisnis Alfamart menekankan keterjangkauan, kenyamanan, dan pengalaman belanja satu atap.

Perusahaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari konsumen Indonesia.

Alfamart telah berperan penting dalam memperluas konsep ritel modern di Indonesia, khususnya di kota-kota kecil dan pedesaan. Kehadirannya kuat di berbagai wilayah di Indonesia dan terus memperluas jaringan tokonya untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.

Seiring dengan berkembangnya perusahaan Alfamart atau PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk sehingga mengambil keputusan untuk go public karena beberapa alasan.

Go public mengacu pada proses penawaran saham perusahaan kepada publik melalui penawaran umum perdana (IPO).

Beberapa alasan umum bagi perusahaan Alfamart untuk go public antara lain :

Akses ke Modal. Menjadi publik memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan modal dengan menerbitkan saham kepada investor di pasar publik.

Dana yang terkumpul melalui IPO dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti ekspansi, akuisisi, pembayaran utang, penelitian dan pengembangan, dan inisiatif pertumbuhan lainnya.

Dengan mengakses pasar publik, Alfamart dapat memperoleh sumber keuangan tambahan untuk mendukung rencana ekspansi bisnisnya.

Meningkatkan Merek dan Reputasi. Menjadi publik dapat meningkatkan citra dan reputasi merek perusahaan.

Ini menandakan tingkat kematangan dan transparansi tertentu, yang dapat menanamkan kepercayaan pada investor, mitra bisnis, dan pelanggan.

Menjadi perusahaan terbuka dapat memberikan visibilitas dan kredibilitas yang lebih besar bagi Alfamart, berpotensi menarik lebih banyak pelanggan dan pemasok.

Insentif Karyawan. Menjadi publik dapat memberikan kesempatan untuk menerapkan rencana kepemilikan saham karyawan (ESOP) atau menawarkan opsi saham kepada karyawan.

Hal ini memungkinkan karyawan untuk berpartisipasi dalam kesuksesan perusahaan dan dapat berfungsi sebagai insentif yang berharga untuk menarik dan mempertahankan bakat.

Likuiditas untuk pemegang saham
Menjadi publik dapat menawarkan jalan bagi pemegang saham yang ada, seperti pendiri, investor awal, dan karyawan, untuk menjual saham mereka dan merealisasikan investasi mereka.

Peristiwa likuiditas ini bisa sangat menarik bagi pemegang saham yang telah memegang sahamnya untuk waktu yang lama.

Mata uang untuk akuisisi. Menjadi perusahaan publik dengan penilaian pasar berpotensi memfasilitasi akuisisi dan merger.

Saham yang diperdagangkan secara publik dapat digunakan sebagai mata uang dalam negosiasi, yang memungkinkan Alfamart menggunakan sahamnya untuk mengakuisisi perusahaan lain atau bergabung dengan mitra strategis.

Penting untuk dicatat bahwa alasan ini bersifat umum dan mungkin tidak mencerminkan secara khusus motivasi Alfamart untuk go public.

Keputusan perusahaan mungkin telah dipengaruhi oleh kombinasi faktor-faktor yang unik pada keadaan dan strategi pertumbuhannya.

Untuk mengetahui secara spesifik keputusan Alfamart untuk go public, sebaiknya merujuk pada pernyataan resmi atau pengumuman yang dibuat oleh perusahaan.

Sebagai perusahaan publik, Alfamart tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham “AMRT” pada 15 Januari 2009 dengan saham penawaran sejumlah 343.177.000 saham penawaran, saham pendiri sejumlah 3.088.600.000, sehingga total saham yang terdaftar 3.431.777,000 lembar saham.

Harga penawaran 395 dengan dana terkumpul sejumlah Rp 135.554.915.000, tercatat pada papan utama.

Saat ini 27 Juni 2023 harga saham AMRT berada pada posisi Rp 2580 per lembar saham, terkoreksi dari harga hari sebelumnya di posisi 2600, sehingga minus 20 atau koreksi -1,00%, dengan harga terendah Rp 2550, tertinggi Rp 2620, dengan nilai transaksi Rp 66.900.000.000, frekuensi perdagangan sejumlah 6.270 kali, dengan EPS Rp 19 per lembar sahamnya, dengan PER 139 kali, kapitalisasi pasar sejumlah Rp 107.133.203 juta peringkat 35 dari pasar industri terkait, dan peringkat kapitalisasi pasar semua perusahaan peringkat 13 dari 868 emiten.

Harga saham Rp 2600 ini adalah perubahan harga dimana saham AMRT ini pernah mengalami kenaikan harga tertingginya Rp 3020 pada 1 Mei 2023 lalu.

Sedangkan kinerja keuangan perusahaan AMRT ini pada Q1 2023 penghasilannya mencapai Rp 26.167.071 M dengan keuntungan bersih sejumlah Rp 775.829 M. Sedangkan Q1 2022 penghasilannya Rp 22.908.620 M dengan keuntungan bersih Rp 675.806 M. Q2 2022 penghasilan perusahaan Rp 24.978.131 M dengan keuntungan bersih Rp 557.958 M, Q3 2022 penghasilan mencapai Rp 24.252.394 M dengan keuntungan bersih mencapai Rp 497.579 M, Q4 2022 penghasilan Rp 24.785.541 M dengan keuntungan bersih Rp 497.579 M, sedangkan Q4 2022 penghasilan Rp 24.785.541 M dengan keuntungan bersih Rp 1.103.941 M, terjadi kenaikan di banding Q4 2021 dimana penghasilannya mencapai Rp 21.730.155 M dengan keuntungan bersih Rp 843.844 M.

Dengan demikian keuntungan bersih tertinggi pada Quartal selama 3 tahun terakhir berada pada Q4 2022 sejumlah Rp 1.103.941 M.

Perincian pendapatan Alfamart sektor makanan pada 31 Maret 2023 sejumlah Rp 18,73 T meningkat dibanding tahun sebelumnya 31 Maret 2022 sejumlah Rp 15,67 T.

Sedangkan sektor Non makanan pada 31 Maret 2023 sejumlah Rp 7,43 T meningkat dibanding tahun sebelumnya 31 Maret 2022 sejumlah Rp 7,23 T.

Sedangkan dari total pendapatan baik makanan dan non makanan maka pada 31 maret 2023 sejumlah Rp 26,16 T dibanding tahun sebelumnya 31 Maret 2022 sejumlah Rp 22,90 T.

Sektor makanan menyumbang pendapatan sebesar 72 % Sedangkan non makanan menyumbang pendapatan sejumlah 28 %.

Jika dilihat dari rasio keuangan Alfamart GPM berada pada 21,77%, sedangkan ROE 26,24%, ROA 8,60%, PER 34,79.

Laporan keuangan tersebut mencerminkan bahwa perkembangan dan kemajuan perusahaan Alfamart ini semakin meningkat, seiring dengan kontribusi penghasilan yang ditopang oleh kinerja gerai yang berada di banyak daerah.

Kehadirannya yang kuat di berbagai wilayah di Indonesia dan terus memperluas jaringan tokonya untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.

Pada 2018 Gerai Alfamart masih 15.385 gerai (terdiri dari 11.812 Gerai Reguler dan 3.573 Gerai Franchise), pada 2019 16.237 gerai (terdiri dari 12.489 gerai reguler dan 3.738 Gerai Franchise), 2020 17.632 gerai (terdiri dari 13.634 gerai reguler dan 3.998 Gerai Franchise), 2021 19.028 gerai (terdiri dari 14.734 gerai reguler dan 4.294 Gerai Franchise).

Sedangkan 2022 meningkat menjadi 20.798 gerai (terdiri dari 16.086 gerai reguler dan 4.712 Gerai Franchise).

Keberhasilan perusahaan dapat dikaitkan dengan komitmennya terhadap kepuasan pelanggan, harga yang kompetitif, dan operasi toko yang efisien.

Sedangkan dilihat dari lokasi keberadaan Gerai Alfamart baik Gerai Reguler dan Gerai Franchise di Jawa, diluar de jabotabek pada 2018 sejumlah 41%,1, 2019 sejumlah 40,9%, 2020 sejumlah 40,9%, 2021 sejumlah 41,0%, 2022 sejumlah 40,8%.

Keberadaan Gerai Alfamart berada di wilayah de jabotabek 2018 sejumlah 29,4 %, 2019 sejumlah 29,4%, 2020 sejumlah 28,4%, 2021 sejumlah 27,4%, 2022 sejumlah 27,5%.

Keberadaan Gerai Alfamart di luar Jawa pada 2018 sejumlah 29,4 %, 2019 sejumlah 29,7%, 2020 sejumlah 30,7%, 2021 sejumlah 31,7%, 2022 sejumlah 31,7%.

Dari kinerja Alfamart yang bagus, maka tak heran PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau Alfamart mendapatkan penghargaan dalam acara ‘Malam Apresiasi Emiten, Launching Indeks Tempo- IDN Financials 52’ yang digelar di Grand Ballroom Fairmont Jakarta pada Jumat 23 Juni 2023.

Alfamart menerima penghargaan untuk 4 kategori: Main Index, High Dividend, High Growth, dan High Market Capitalization.

Alfamart pun menjadi Emiten Diamond karena berhasil masuk di 4 kategori sekaligus tersebut.

Dalam meningkatkan market penjualan, Alfamart terus mengimplementasikan strategi bisnis yang tepat dan menciptakan etos kerja yang tinggi dari seluruh karyawan.

Juga, menjalin sinergi solid dengan pihak internal maupun pihak eksternal yang diharapkan akan berkontribusi menumbuhkan market penjualan Alfamart.

*) Penulis : Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Venus Kusumawardana SE MM

*) Isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan bukan bagian dari BacaMalang.com