Andalkan Bordir Secara Manual, Didi Tukang Kebaya Rangkul Pekerja di Tasikmalaya

Seorang ibu pekerja di Tasikmalaya saat menggarap bordir kebaya dari Didi Tukang Kebaya, belum lama ini. (Istimewa)

BACAMALANG.COM – Perkembangan di dunia fashion menuntut para desainer untuk lebih up-to date agar tidak ketinggalan zaman. Meski demikian masih banyak yang tetap mempertahankan model klasik maupun yang mencoba memadukannya dengan mode yang sedang trend.

Salah satu produsen yang eksis bergerak di bidang fashion khususnya kebaya adalah Didi Tukang Kebaya. Selama hampir 12 tahun berkiprah, Didi Tukang Kebaya menjadi salah satu merek kebaya yang hingga sekarang masih dijual secara online lewat media sosial, yakni di Instagram (IG) dan WhatsApp atau WA.

Pengelola dan admin akun Didi Tukang Kebaya, Anita Rachmad menuturkan, produknya selama ini mengandalkan kebaya bordir jenis komputer dan manual.

“Khusus bordir manual, kami merangkul pekerja atau tukang bordir di wilayah pedesaan di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat,” ungkapnya Senin (8/5/2023).

Anita menambahkan, para pekerja tersebut mengerjakan bordirannya di rumah masing masing-masing. Mereka punya mesin bordir sendiri, kainnya dibawa pulang, lalu dibordir di rumah mereka.

“Karena dikerjakan dengan tenaga manusia atau manual, sehingga pengerjaan lebih lama dari bordir komputer. Bila bordir komputer bisa selesai dalam jangka waktu sekitar dua minggu, maka dengan bordir manual bisa mencapai empat mingguan,” tukasnya.

Konsekuensinya, lanjut dia, secara manual hanya sekitar 6-7 kebaya yang bisa diselesaikan, sementara lewat bordir komputer, sekali bikin bisa mengerjakan lusinan kebaya.

“Kami juga menjual kebaya jenis bordir komputer, meski andalan produk kami tetap jenis bordir yang manual,” tegas wanita penggemar kuliner ini.

Diterangkan Anita, model yang menjadi andalan Didi Tukang Kebaya adalah kebaya yang diberi nama antul, yakni kebaya berbentuk A line yang longgar. Ada pula model klasik yaitu kebaya encim, serta model kebaya panjang selutut.

Meski demikian dia mengatakan, bahwa pihaknya belum ada rencana penjualan kebaya ini secara offline atau mendirikan semacam toko/butik.

“Kami saat ini masih fokus pada penjualan secara online, karena bisa menjangkau pasar lebih luas hingga mancanegara,” tandasnya.

Pewarta : Nedi Putra AW
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki