Viral Kasus Bunuh Diri, Dr Sakban Paparkan Pencegahan Jembatan Suhat Sebagai “Suicide Hotspot”

Kepala Pusat Pengembangan Pascasarjana IKIP Budi Utomo Malang, Dr. Sakban Rosidi. (ist)

BACAMALANG.COM – Kepala Pusat Pengembangan Pascasarjana IKIP Budi Utomo Malang, Dr. Sakban Rosidi, memaparkan pencegahan Jembatan Suhat sebagai “Suicide Hotspot” usai adanya kejadian bunuh diri di jembatan tersebut .

Sebagaimana diketahui, warga Kota Malang sempat digemparkan kejadian bunuh diri yang diketahui dilakukan TJS (19) warga Desa Banjarsari, Kecamatan Ngajum, eks siswa SMK di Kepanjen (sampai kelas 11), yang tinggal bersama ibunya di Kelurahan Mojosari, Kepanjen. Ia ditemukan meninggal setelah nekat mengakhiri hidupnya, meloncat dari atas jembatan Suhat ke dasar sungai Brantas, Jumat (26/5/2023) pukul 15.30 WIB.

“Kasus berulang, dengan korban terakhir TJS, yang bunuh diri di Jembatan Suhat Malang, mengingatkan saya pada meta riset bunuh diri oleh 12 peneliti dari berbagai negara dan disiplin ilmu,” tegas Dr. Sakban, kepada BacaMalang.com, Minggu (28/5/2023).

Dikatakannya, mereka menggunakan enam kata kunci (6P) yang sangat relevan untuk memahami sekaligus merancang tindak pencegahan.

Meliputi : ketangguhan pribadi (P1, personal resilience), orang-orang (P2, people), tempat (P3, place), pencegahan (P4, prevention), peningkatan kerjasama (P5, promoting collaboration), dan peningkatan kajian (P6, Promoting research).

Dari kata kunci pertama, ketangguhan pribadi disimpulkan menjadi unsur yang perlu, tetapi tidak cukup untuk mencegah seseorang mencoba bunuh diri.

“Perbaikan kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis individu harus menjadi bagian dari semua strategi pencegahan bunuh diri,” tukasnya.

Dikatakannya, siapa pun perlu berusaha dan dibantu meningkatkan kesanggupan untuk menghadapi peristiwa menantang seperti tekanan, trauma atau kesulitan kronis, kesanggupan untuk bangkit kembali dari keterpurukan ke tingkat yang lebih tinggi, dan kesanggupan untuk berkembang dalam menghadapi kesulitan atau trauma, bukan sekadar bertahan melewati tantangan.

Sayangnya, belum lama ini, Tim peneliti Laboratorium Cognition, Affect & Well-Being, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (2021) menyimpulkan bahwa secara umum ketangguhan orang Indonesia tergolong rendah.

Orang Indonesia sekarang, cenderung pesimis menatap masa depan. Ketika mengalami situasi yang menekan, orang Indonesia mudah sekali terpukul.

Tampaknya, negara harus ikut mendorong peran tenaga pendidik, konselor, psikolog, psikiater dan bahkan pekerja sosial untuk bersama-sama mengikhtiarkan peningkatan ketangguhan pribadi ini.

Dari kata kunci kedua, disimpulkan bahwa niat dan tindakan bunuh diri, terbukti bisa berlangsung sepanjang hidup manusia, serta terjadi secara lintas budaya.

Berbagai faktor berkontribusi terhadap tingkat risiko bunuh diri. Salah satu faktor terpenting adalah komorbiditas dengan gangguan somatik dan faktor psikologis serta sosial.

Penting diperhatikan, misalnya, bahwa siapa pun orang yang terus-menerus terlibat dalam pertikaian antar pribadi, termasuk pertengkaran tiada henti dalam keluarga, lebih rentan terhadap niat dan usaha bunuh diri.

Dari kata kunci ketiga, terungkap bahwa percobaan bunuh diri juga cenderung dimudahkan karena ketersediaan tempat, kemudahan akses serta waktu yang tepat.

Mengutip Waalen, Bera dan Bera (2019) yang melakukan penelitian di Universitas California, memperkenalkan istilah Suicide Hotspots.

Ada beberapa lokasi dengan angka kejadian bunuh diri lebih tinggi dibandingkan kawasan lain.

“Karena itu, sangat penting mengenali apa dan dimana ada kawasan rawan bunuh diri (suicide hotspots) agar dapat dilakukan tindakan pencegahan kasat mata,” tuturnya.

Faktor-faktor lain yang juga penting diatur adalah waktu, suicide hotspots yang terkenal, serta kemudahan aksesnya.

“Jadi, kalau pemerintah mau mempertimbangkan semua itu. Merujuk hasil kajian itu, bersama timnya, Ivbijaro menegaskan agar intervensi praktis pemerintah untuk pencegahan bunuh diri harus mencakup, antara lain, penerangan jalan kawasan gelap serta meningkatkan ketinggian pagar di jembatan untuk mencegah orang melompat,” urainya.

Memperhatikan itu ia beroleh kesan bahwa Jembatan Suhat bukan hanya telah menjadi semacam suicide hotspots Kota Malang, tetapi justru sudah tergolong sebagai tempat bunuh diri yang terkenal (an infamous suicide spot).

“Karena itu, saya berharap agar Wali Kota Malang segera mencegah kecenderungan Jembatan Suhat sebagai tempat bunuh diri yang terkenal (an infamous suicide hotspot),” pungkasnya.

Sebagai informasi tambahan, dalam seminggu terjadi dua kasus miris bunuh diri di Malang Raya. Selain kasus di atas, bunuh diri juga dilakukan warga Desa Blayu, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, AU (31) ditemukan meninggal gantung diri menggunakan selendang bayi berwarna kuning bercorak, pada kayu blandar atap dalam rumahnya sendiri, Jumat (26/5/2023) lalu.

Pewarta : Hadi Triswanto
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki