Oleh : Muhammad Anwar*
Jadi tema pada sarasehan perdana hari Senin malam 20 Maret 2023 bertempat di Zona Kreatif – Batu Tourism Mall.
Sebuah fasilitas publik yang berfungsi sebagai wahana fasilitasi pengembangan pelaku 17 subsektor ekonomi kreatif oleh Dinas Pariwisata Kota Batu.
Fyi, Sinergi Musisi adalah komite seni musik diawali oleh Musisi 90an, Batu Total Indiependent, Batu Drum Talent, dan masih membuka kolaborasi bagi komunitas musik yang lainnya.
Pemantik sarasehan dibuka oleh Didik Soemidi Soemintarjo, sosok senior pergerakan masyarakat dan seni mocopat Kota Batu.
Beliau membedah runut aspek kebudayaan, linimasa kekaryaan, cerita romantisme era tahun 70-90 an, namun juga pemantau aktifitas kekinian musikalitas arek-arek mBatu hari ini.
Pemantik kedua Iksan Saibo Obiez Kuichi, gitaris Ishokuichi dan Moral Marit yang kini menekuni platform distibusi digital Agregator.
Monetize karya lagu menjadi pundi rupiah dari jagad digital lewat Minor Label Music Publisher coba dibangun Saibo secara profesional sekaligus memotivasi rekan-rekan komunitasnya bahwa membangun hulu hilir ekosistem musik dapat dimulai dari tahapan terkecil, murah dan mudah. Modal utama kemauan belajar, mengasah mental, dan konsisten.
Pemantik ketiga Mas Koko Harsoe, musisi jazz asli Ngaglik yang memilik karir musik panjang dimulai dari festival, akademi, sampai memprovoke atmosfer musik jazz di Pulau Bali lewat beragam entitas yang dibangunnya.
Mas Koko membahas peluang dan tantangan serta insight-insight menjadi musisi profesional, dan pentingnya peran aktivis penggerak ekosistem.
Keputusan untuk pulang kampung ke Batu dan membuka entitas sekolah musik meski masih riwa – riwi Batu – Bali.
Presentasi materi yang ringan, ringkas, nun padat dari eksperience beliau, menggugah semangat teman-teman menimba wawasan bahwa menjadi musisi tidak sekedar musikal.
Bahwa ada aspek business sector, akademik, literasi, network, crowdfunding dan activistme.
Ringkasan sarasehan bermuatan analisa, saran, dan kritik tajam perihal Ekosistem, Support System, Roadmap Komunal, Konektifitas, Blueprint Kekaryaan, dan Otentik :
- Pentingnya kesadaran “holding management” di pelaku komunitas music agar muncul tata kelola dan posisi tawar seniman di ranah industry.
- Ekosistem berbicaranya diawali dari support system, yaitu : konektifitas SDM dan infrastruktur di dalamnya. Mindset holistik (keterlibatan menyeluruh) seniman musik harus fokus pada capaian.
- Blueprint aktifitas komunal mesti ada keluaran konkrit (output). Jare Mbah Didik, sebelum mbahas visi misi target jangka pendek, menengah, panjang. Intine dimulai dari “Seberapa Rukun Panjenengan Sedoyo?”.
- Cobalah secara kolektif fokus mengorbitkan satu “superstar music artist” dari Batu, lalu kemudian terkelola baik secara kapasitas dan profesionalitasnya.
Agar dapat jadi pattern seniman musik selanjutnya, menumbuhkan motivasi berkesenian musik yang terlihat jelas ujung pangkalnya.
Sebagai ex-pekerja di industri musik mainstream, saya sepakat. Kira-kira ini yang juga jadi pengamatan sekaligus harapan audiens.
- Parameter capaian sukses lainnya agar semakin muncul seniman musik dari mBatu yang karyanya dapat mengorbit, menggaung meluas, diapresiasi dan mendapat tempat di jagad industri hari ini.
Barayudha, sosok muda arek mBatu yang cukup nekad masuk di circle Denny Cak Nan layak diapresiasi visi bermusik, misi industri, mental, dan pola dia mengelola jaringan.
- Panduan slide dengan judul Ekosistem Musik paparan mas Koko Harsoe jadi trigger panduan Sinergi Musisi Kota Batu untuk mulai menemukan bentuknya.
- Pemerintah perannya di mana? Di slide paling akhir poin paling akhir. Begitu mas Koko menempatkan dan kami amini peletakannya.
#kreatifitasberdampak
*) Penulis : Muhammad Anwar Founder Komunitas Jelajah Kampung
*) Isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan bukan bagian dari BacaMalang.com